Seminar Pendidikan Dapat Meningkatkan Kompetensi Guru

  • Bagikan
Foto Bersama Ketua IGI Sultra Asmin Suryadi (Kedua Dari Kiri) dan Ketua IGI Kolut (Kedua Dari Kanan) Seusai Melaksanakan Seminar. FOTO: Kadamu/Kolaka Pos
KOLAKAPOS, Kendari -- Ikatan Guru Indonesia (IGI) telah tersebar di beberapa kabupaten/kota, Sultra. Kali ini IGI beru saja mengukuhkan Ketua IGI Kolut dan sekaligus menggelar seminar terkair peningkatan pendidikan. Diketahui dalam kegiatan tersebut dihadiri seluruh anggota IGI Kolut dan beberapa anggota IGI lainnya. Ketua IGI Kolut Safruddin mengatakan, hari ini, sabtu, (10/03) baru saja dilakukan pengukuhan pengurusan. Membentuk IGI di Kolut orientasinya tidak lain dan tidak bukan untuk peningkatan kemampuan komptensi guru. Kegiatan ini merupakan kegiatan awal, setelah itu akan dilakukan evaluasi dan akan dilakukan kegiatan-kegiatan selanjutnya yang berkaitan dengan peningkatan kompetensi Guru. "Iya, baru saja terbentuk, dan hari ini sekaligus seminar tentang literasi pendidikan, dan dihadiri oleh guru-guru dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA," jelasnya di sela-sela acara pada akhir pekan kemarin. Melalui seminar ini lanjutnya, maka guru dapat meningkatkan pengetahuannya tentang bagaimana cara yang lebih untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa-siswa sehingga dapat dipahami. Dirinya yakin dengan materi-materi yang diberikan hari ini, maka guru-guru dapat mengevaluasi diri. "Banyak hal yang didapatkan dari seminar ini, salah satunya bagaimana memberikan materi terhadap siswa-siswi," tambahnya. Ditempat terpisah Ketua IGI Sultra Asmin Suryadi saat ditemui di Kendari, mengatakan bahwa lahirnya IGI sejak tahun 2009 untuk Nasional, dan di sultra sendiri beridiri sejak tahun 2011. Dan saat ini terbentuk kepengurusan IGI sudah di sepuluh kabupaten/kota, Koltim belum ada, namun sudah dalam tahapan inisiasi. "Memang kepengurusan belum ada di Koltim, namun anggota IGI itu sudah tersebar di seluruh kabupaten/kota termasuk koltim," jelasnya. Senin, (12/03). Ia menambahkan, IGI tidak membawahi dan dibawahi oleh organisasi manapun. IGI berdiri sendiri atas inisiatif guru-guru untuk lebih meningkatkan kapasitas guru, bukan sub bagian dari PGRI. "Awalnya bukan IGI, tapi Club Guru Indonesia, namun dalam perjalanannya muncul UU Guru dan Dosen bahwa, setiap guru wajib memiliki organisasi profesi dan pertimbangan lain. Untuk menyesuaikan dengan aturan yang ada, dari club indonesia guru menjadi Ikatan Guru Indonesia," jelasnya. Selain itu menjelaskan, bahwa seminar sebenarnya bukan fokus utama kegiatan, namun hari ini, sabtu, (10/03) bertepatan dengan pengukuhan, sehingga dirangkaikan dengan seminar. Seminar itu dampaknya cukup minim, sehingga orientasi kegiatan diarahkan pada produk, seperti whorshop, training, dan lokakarya. "Advokasi tetap jalan, karena itu merupakan visi misi dari IGI hanya memang lebih fokus pada mutu peningkatan pendidikan," tutupnya. (P2/hen)
  • Bagikan

Exit mobile version