Ramadhan, Momentum Melatih Kesabaran

  • Bagikan

Oleh:
Komjen Pol (P) Dr (HC) Andap Budhi Revianto, SIK., M.Si.
Pj. Gubernur Sulawesi Tenggara

Ramadhan. Bulan penuh berkah. Bulan yang menjadi spirit bagi kaum muslim mengokohkan kebersamaan dalam menjalankan ibadah-ibadah selama Ramadhan. Ramadhan kali ini sudah berada pada tahun 1445 Hijriah. Bulan penuh magfirah ini menjadikan seluruh pintu-pintu surga dibuka dan semua pintu-pintu neraka ditutup. Momentum yang sangat luar biasa untuk kita manfaatkan sebaik-baiknya agar kita bisa mendapatkan Rahmat dan ampunan Allah SWT.

Ramadhan harus menjadi wadah kita dalam melatih kesabaran. Bulan yang memiliki spirit kuat dalam meningkatkan imun kesabaran dalam hati. Godaan dalam bulan suci Ramadhan masih banyak. Namun kekuatan Ramadhan dalam memperkokoh benteng kesabaran membuat diri kita bisa menampik beragam godaan yang ada.

Selain itu, kecenderungan dalam melembutkan hati di bulan suci Ramadhan sangat tinggi. Dengan berkah puasa, kita bisa mengatur volume emosi dan mengontrolnya agar tidak merusak nilai-nilai puasa kita. Berpuasa itu tidak sekadar menahan lapar dan dahaga saja, namun banyak indikator lain yang menjadi elemen penentu kesuksesan pelaksanaan ibadah puasa itu. Menahan amarah menjadi elemen yang harus mampu dikendalikan dalam menjalankan ibadah puasa. Puasa itu melatih kita melembutkan hati.

Apa yang ingin dicapai dalam hal ini? Tentunya harapan kita adalah menggapai derajat ketakwaan yang tinggi di hadapan Allah SWT. Kemampuan mencapai titik ketakwaan menjadi impian setiap muslim. Titik tersebut tak mudah digapai. Butuh perjuangan yang keras. Pastinya, godaan akan silih berganti dalam menghampiri agar kita bisa gagal mencapai titik puncak ketakwaan.

Momentum Ramadhan menjadi kesempatan paling terbaik bagi kita. Saat Tuhan membelenggu syetan-syetan. Kekompakan dan kekuatan kaum muslim bangkit. Kita bisa lebih mudah mengatasi banyak godaan. Keinginan kuat melaksanakan shalat berjamaah di masjid bisa dilakukan dengan mudah. Keinginan hatam Alqur'an bisa kita realisasikan di bulan suci Ramadhan. Meskipun sebagian besar orang agak sangat sulit merealisasikannya di luar bulan Ramadhan. Itulah nilai keagungan yang diberikan Allah pada bulan Ramadhan.

Puasa di bulan Ramadhan juga melatih kita untuk senang berbagi dengan sesama. Sesulit apapun kondisi ekonomi kita, jika panitia masjid mengumumkan pada jadwal pembawa takjil di masjid esok harinya adalah giliran kita, maka kita akan berusaha memenuhinya. Seolah tak ada kesulitan dalam memenuhi permintaan berbagi itu. Bersedekah takjil juga tidak membuat aset kita tergerus. Begitu indahnya berbagi di bulan Ramadhan.

Kita menjalani proses puasanya. Pada akhirnya, kita pun akan mensyukuri segala nikmat Allah SWT melalui peningkatan kepedulian sosial, berbagi bersama dengan konsep bernama Zakat Fitrah. Dengan zakat fitrah ini, tentunya diharapkan dapat menjadi jembatan bagi kita mencapai kemenangan sebagai manusia yang fitrah di akhir Ramadhan.

Olehnya itu, kita harus sambut bulan yang penuh berkah ini dengan hati yang bersih dan saling memaafkan. Mohon maaf lahir batin atas segala kekhilafan yang ada. Semoga momentum berharga ini, kita dapat melatih kesabaran, menggapai ketakwaan, melembutkan hati, serta mensyukuri segala nikmat dari Allah SWT.

Marhaban yaa Ramadhan. Selamat menunaikan ibadah puasa. (@br)

  • Bagikan

Exit mobile version