Masjid Agung Bahru Rasyad Jadi Magnet Jamaah Ngopi Bareng Bikin Suasana Makin Madani

  • Bagikan

KOLAKAPOSNEWS.COM, Lasusua - Masjid Agung Bahru Rasyad Wal Ittihad kini tidak lagi sekadar tempat ibadah. Sejak bulan Mei 2025, masjid yang menjadi simbol spiritual Pemerintah Daerah Kolaka Utara ini bertransformasi menjadi ruang silaturahmi dan kebersamaan umat. Lewat program sederhana bertajuk “Ngopi dan Ngeteh Bareng”, suasana masjid berubah menjadi lebih hidup, hangat, dan bersahabat.

Program ini dirintis oleh pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) untuk menyambut jamaah usai salat Jumat dengan suguhan kopi, teh, susu, dan makanan ringan. Sebuah pelayanan kecil yang ternyata berdampak besar.

“Karena lokasi masjid ini jauh dari permukiman, kami ingin menjadikannya tempat yang nyaman dan dirindukan. Alhamdulillah, masyarakat antusias. Yang awalnya cuma 2–3 saf, sekarang sudah 7–8 saf setiap Jumat,” ujar H. Hamzah, S.Ag, Wakil Ketua I DKM Masjid Agung Bahru Rasyad Wal Ittihad.

Menurutnya, jumlah jamaah kini mencapai 600 hingga 700 orang setiap pekan. Tak hanya pada hari Jumat, masjid ini juga aktif setiap pagi dengan program Sedekah Subuh. Setelah salat, jamaah dan pengurus duduk bersama, makan santai, dan berbincang ringan sambil menjaga spirit ibadah sunah.

Inovasi keagamaan ini menjadi bagian dari penjabaran visi Bupati dan Wakil Bupati Kolaka Utara dalam mewujudkan daerah yang “Madani, Maju, Berdaya Saing, dan Berkelanjutan.”

Program ini mendapat dukungan penuh dari Bupati Kolaka Utara Drs. H. Nurrahman Umar, MH dan Wakil Bupati H. Jumarding, SE, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum DKM Masjid Agung. Keduanya mendorong agar masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat penguatan moral, sosial, dan ekonomi umat.

Bupati bahkan telah menerbitkan surat edaran yang mewajibkan ASN dari berbagai OPD berjamaah di masjid secara bergilir. Ini memberi semangat baru dan memperluas keterlibatan ASN serta masyarakat dalam meramaikan masjid.

“Kami menjalankan arahan bupati dan wakil bupati, bagaimana menjadikan masjid sebagai sarana memperkuat akhlak dan ketakwaan masyarakat,” kata mantan anggota DPRD Itu.

Tak hanya urusan ibadah, Masjid Agung juga mulai dirancang sebagai ruang publik yang terintegrasi dengan pengembangan ekonomi umat. Pemerintah daerah telah menganggarkan tahun ini untuk penataan taman, pembangunan rumah singgah, serta penyediaan fasilitas UMKM di kawasan masjid.

DKM juga telah mengajukan permohonan kepada bupati untuk mengelola kolam sepanjang bypass seluas kurang lebih 25 hektare serta lahan hortikultura di sekitar masjid. Tujuannya menjadikan masjid sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat.

“Kalau empang itu dikelola oleh masjid, hasilnya bisa kembali ke jamaah. Untuk mendukung kegiatan, membantu masyarakat, dan menjadikan masjid sebagai penggerak ekonomi,” jelasnya.

Suasana Masjid Agung kini makin dinamis. Banyak warga datang untuk jogging atau sekadar menikmati suasana sore di sekitar taman masjid. Namun pengurus tetap tegas, masjid tetap masjid, kegiatan harus tetap menjunjung adab dan nilai-nilai ibadah.

Semua ini menunjukkan bahwa Masjid Agung Bahru Rasyad Wal Ittihad bukan hanya menjadi tempat sujud, tapi telah menjelma sebagai pusat pertumbuhan spiritual dan sosial yang nyata di Kolaka Utara. Dari ngopi bareng, subuh berjamaah, hingga rencana pengelolaan empang—semua dirangkai dalam semangat menghidupkan masjid dan memakmurkan umat.

“Kami ingin tunjukkan bahwa masjid bisa jadi pusat perubahan. Kolaka Utara madani harus dimulai dari masjid yang hidup dan menyentuh hati umat,” tutup H. Hamzah.(Lea)

  • Bagikan

Exit mobile version