USN Kolaka dan MGMP Bahasa Indonesia Gelar FGD Pengembangan Teks Bermuatan Kearifan Lokal

  • Bagikan

KOLAKAPOSNEW.COM, Kolaka - Upaya menghidupkan kembali nilai-nilai budaya lokal melalui dunia pendidikan kian mendapat perhatian. Salah satu buktinya tampak dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar di Laboratorium Bahasa SMA Negeri 1 Kolaka, Sabtu lalu. FGD ini membahas Pengembangan Buku Teks Bahasa Indonesia Berbasis Kearifan Lokal untuk siswa SMA kelas X dalam bingkai Kurikulum Merdeka.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka ini menghadirkan para akademisi, pengajar, dan pengembang materi ajar untuk merumuskan buku teks yang tidak hanya mendidik secara akademik, tetapi juga menanamkan kecintaan terhadap budaya daerah.

, Ketua MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Kolaka,Syahriani mengatakan, pentingnya pengembangan buku teks yang mengintegrasikan kearifan lokal dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X Kurikulum Merdeka.

“Pengembangan buku teks yang berbasis kearifan lokal ini sangat relevan dengan kebutuhan siswa dan masyarakat di Kabupaten Kolaka. Dengan demikian, buku teks ini tidak hanya menjadi alat belajar, tetapi juga sarana untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya lokal kepada siswa,” ujarnya.

Ketua Tim Pengabdian dan Pengembangan Buku Teks Dr. Sarmadan
mengatakan, bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi nyata dari Universitas Sembilanbelas November Kolaka dalam mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.

“FGD ini adalah langkah awal dalam merancang buku teks Bahasa Indonesia yang tidak hanya sesuai dengan kurikulum terbaru, tetapi juga memiliki nuansa lokal yang dapat membentuk karakter dan pemahaman siswa tentang budaya mereka sendiri. Buku ini diharapkan dapat memperkaya pengalaman belajar siswa di Kolaka,” jelas Dr. Sarmadan.

Selain itu, Dr. Fernandes Arung, dan Takwa anggota tim pengembang buku teks, juga mengungkapkan, pandangan mereka mengenai pentingnya keterlibatan semua pihak dalam pengembangan materi ajar yang kontekstual. “Melibatkan kearifan lokal dalam pembelajaran akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih memahami dan mengapresiasi budaya mereka. Ini adalah bagian dari pendidikan yang berbasis karakter dan konteks lokal yang sangat dibutuhkan oleh generasi mendatang,” ungkap Dr. Fernandes Arung.

Zainal Arifin salah satu peserta FGD, menyatakan harapannya agar buku teks yang dikembangkan dapat diterima dan diterapkan di sekolah-sekolah dengan baik. “Sebagai guru Bahasa Indonesia, saya sangat mendukung adanya pengembangan buku teks ini. Semoga buku ini dapat lebih membumi dan lebih mudah dipahami oleh siswa, sambil tetap mengangkat budaya lokal yang sangat bernilai,” kata Zainal Arifin.

Kegiatan FGD ini diharapkan dapat menghasilkan buku teks Bahasa Indonesia yang inovatif, berbasis kearifan lokal, dan mendukung pencapaian tujuan Kurikulum Merdeka. Kolaborasi antara Universitas Sembilanbelas November Kolaka, MGMP, dan para pengajar di Kabupaten Kolaka menjadi langkah penting dalam menciptakan materi ajar yang relevan dan berkualitas bagi generasi penerus. (Hrn)

  • Bagikan

Exit mobile version