Derik Endus Aroma “Adu Domba” Jelang PSU Jilid II
KOLAKA POS, RAHA - Sejumlah rentetan peristiwa kebakaran hingga teror, tentunya sangat mengganggu stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Kabupaten Muna, khususnya dalam Kota Raha jelang pemungutan suara ulang (PSU) jilid II di 2 TPS pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) Muna, yang akan di gelar 19 Juni mendatang. Dimana peristiwa tersebut diduga karena memanasnya suhu politik di daerah tersebut.
Bahkan, aroma "adu domba" pun mulai diendus oleh pemerintah daerah Muna. Hal tersebut dikemukakan Pejabat (Pj) Bupati Muna Muhammad Zayat Kaimoeddin, pada rapat kerja Bupati Muna bersama anggota DPRD Muna terkait menyikapi kondisi keamanan di Muna.
Menurut Muhammad Zayat Kaimoeddin, situasi politik dan keamanan yang terjadi di Muna khususnya di dalam Kota Raha sebenarnya merupakan "adu domba". Sebab, rentetan peristiwa teror terjadi hanya pada malam hari. Sedangkan, kondisi Kota Raha pada siang hari berjalan kondusif.
"Yang patut kita duga, ada orang lain yang ingin mengadu "domba" kita. Untuk bagaimana Muna ini supaya tidak tentram, tidak normal, tidak stabil akhirnya kita semua saling menudu," ucap pria yang akrab disapa Derik, saat membuka rapat kerja bersama anggota DPRD Muna.
Rapat kerja yang dipimpin Ketua DPRD Muna Mukmin Naini serta didampingi Wakil Ketua DPRD Muna La Ode Dirun dan La Ode Muhammad Arwin saat itu, Derik sangat menyayangkan kinerja dari Intelijen Polri yang dianggapnya belum maksimal dalam mencegah terjadinya peristiwa teror kamtibmas di dalam Kota Raha. Kendati, Pemda Muna kerap melakukan pertemuan-pertemuan guna menciptakan Pilkada damai, namun tetap saja peristiwa teror kamtibmas terus terjadi.
"Saya sudah melakukan pertemuan dengan anak-anak lorong Kota Raha, pertemuan dengan Kapolda, bahkan Danrem. Setiap pertemuan itu saya laporkan bahwa kondisi Muna saat ini itu seperti ini. Namun, Intelejen rupanya yang tidak begitu akurat. Di Jakarta saja, penduduknya 10 juta. Setiap mau ada teror langsung ditangkap. Kita disini, di dalam Kota ini (Raha, red) penduduknya paling banyak 100 ribu orang. Tapi itulah. Saya juga seandainya punya senjata yah tidak masalah. Tapi kita tidak punya senjata. Yang punya senjata itu pak polisi dengan TNI," sindirnya.
Olehnya itu, Derik berharap dalam pertemuan rapat kerja dengan anggota DPRD Muna tersebut, Pemda bisa mendapatkan tawaran solusi yang dapat mengembalikan situasi kamtibmas masyarakat Kota Raha kembali stabil. (m1)