LDII Gelar Pengajian Generus di Kampung Coklat
KOLAKAPOS, Kolaka--Sedikitnya 400 peserta yang tersebar dari tiga kabupaten, yakni Kolaka, Kolaka Utara dan Kolaka Timur, mengikuti kegiatan camping Cinta Alam Indonesia (CAI), di Kampung Coklat, kelurahan Lalombaa, Kolaka, yang dikemas dalam pengajian generasi penerus (generus).
Kegiatan tersebut bertujuan untuk menghimpun potensi generasi muda Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), serta menciptakan generasi muda penerus yang tangguh, kokoh, tidak goyah dan tetap utuh dalam menghadapi tantangan dan godaan.
Ketua DPD LDII Kolaka, Jamaluddin menerangkan, generasi penerus LDII adalah calon pemimpin terbaik dimasa mendatang. Sehingga generus LDII harus mampu tampil sebagai motivator buat dirinya dan juga masyarakat. "Generasi penerus merupakan program unggulan yang mendapat prioritas utama dalam LDII saat ini," katanya.
Jamaluddin menambahkan, ada tiga target keberhasilan pembinaan generasi muda, yakni menjadi generasi muda yang alim, fakih beribadah dan barakhlakul karimah, biasa hidup mandiri. "Target tersebut tidak akan berhasil bila belum ada dukungan dan peranan dari lima unsur, yaitu unsur orang tua, unsur mubaliq/mubaliqhot, unsur ahli pendidik, unsur pengurus dan unsur ulama," jelasnya.
Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kolaka, Wardi berharap, agar kegiatan ini dapat menjadi contoh dan dapat diajarkan dikalangan remaja, sehingga dengan adanya kegiatan ini para remaja dapat melakukan hal-hal positif dan bermanfaat bagi keluarga, masyarakat dan negara.
Sementara itu, Kanit Binmas Polres Kolaka Aiptu Tarmidi, memberikan apresiasi dan tanggapan positif atas kegiatan yang diselenggarakan oleh DPD LDII Kolaka. "Kami mendukung LDII untuk melanjutkan program yang dilaksanakan oleh LDII dan kami akan melaporkan kepada bapak Kapolres Kolaka. Kami butuh mitra untuk mendukung terwujudnya situasi dan kondisi Kamtibmas, agar tetap aman dan kondusif karena di zaman sekarang banyak anak-anak remaja yang terjerumus dalam pergaulan bebas seperti narkoba, miras, jambret, begal, copet dan balapan liar. Hal ini tentu sangat merugikan bagi keluarga dan masyarakat," tegasnya. (cr1)