Penyaluran Combine Harvesting Koltim Tidak Jelas
KOLAKAPOS, Tirawuta--Bupati Kolaka Timur, Tony Herbiansyah geram. Ia menerima informasi lima mesin panen padi (combine harvester) yang dibagikan di Ladongi, tidak jelas penyalurannya. Ia merasa dicurangi bawahannya karena tidak mendapatkan laporan sesuai fakta.
Dari 12 Kecamatan di Koltim, kecamatan Ladongi merupakan daerah yang menerima alat panen padi terbanyak. Sebab, Kecamatan Ladongi memiliki penghasilan gabah lebih banyak dibangkan kecamatan lainnya. "Ini adalah permainan anak buah. Harusnya kolapor ke saya sebagai pimpinanmu. Saya inikan mewakili pemerintah pusat yang ada di daerah. Kalau tujuh (yang dibagikan, red), yah kolaporkan juga tujuh. Kan ini combine bukan untuk saya, tapi untuk masyarakat. Saya harus tau, dikasih sama siapa itu. Jangan sampai dibagikan kepada kelompok yang fiktif, kerjanya bukan memanen sawahnya, tapi dia komersialkan," katanya akhir pekan lalu.
Hal itu dibantah Plt Kadis Pertanian Koltim, Laski Paemba. Menurutnya ada tujuh alat panen padi yang dibagikan di kecamatan Ladongi. Dua diserahkan secara simbolis oleh bupati, sedangkan lima siisanya telah dibagikan kepada daerah yang sebelumnya telah ditentukan. Karenanya, ia menganggap telah terjadi kesalahpahaman oleh oknum yang melaporkan kepada bupati dengan fakta di lapangan. "Semuanya jelas penyalurannya di Kecamatan Ladongi. Hanya memang, ketika penyalurannya itu combine langsung kepada kelompok tani," ungkapnya.
Ia menjelaskan, untuk dua unit Combine yang diserahkan secara simbolis oleh bupati, terdapat di desa Putemate dan Wella. Sedangkan lima unitnya yang ketika itu dianggap tidak jelas, terdapat di desa Lalowosula atas nama Made Hartono, desa Welala, Ladongi Jaya atas nama Herma, Lalowosula atas nama Juraemi dan di Pumbioha. "Saat ini belum dipakai, karena belum panen. Dan semuanya jelas kelompok taninya," ungkapnya. (ing/b)