Dua Pekan, Warga Baula Tak Nikmati Air Bersih
KOLAKAPOS, Kolaka--Hampir dua pekan ini, ratusan pelanggan air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kecamatan tidak bisa menikmati air bersih PDAM. Pasalnya, jaringan pipa transmisi dan distribusi PDAM Unit Instalasi Kota Kecamatan (IKK)IKK Baula mengalami kerusakan dihantam bencana banjir dua pekan lalu.
"Bersamaan banjir di Huko-Huko itu, pipa kita rusak, dihantam air banjir yang dihulu. Jadi memang sudah dua minggu ini tidak bisa kita fungsikan lagi," tutur Isahak Latuanda, Kepala PDAM Unit IKK Baula kepada Kolaka Pos.
Ia merinci bahwa kerusakan itu tejadi pada pipa transmisi diameter 150 mm sepanjang 400 meter serta pipa Distribusi Utama diameter 75 mm sepanjang 30 meter dengan total pipa keselurahn yang rusak sebanyak 60 buah. "Ada 60 buah pipa yang rusak baik itu pipa transmisi dan distribusi, semuanya tidak bisa difungsikan lagi.Adapun total kerugian akibat kerusakan itu sekitar Rp250 juta," terangnya.
Lanjutnya, untuk perbaikan pihaknya masih menunggu keputusan dari pimpinnanya atau paling tidak pihak pemerintah dapat memikirkan hal tersebut. "Kita ini masih tunggu bagaimana selanjutnya, kita berharap ini bisa ditanggulangi oleh pemerintah, sebab ini memang berdampak bagi kebutuhan air yang menjadi kebutuhan utama masyarakat," harap Ishak.
Isak juga mengtakan bahwa pihaknya sudah mencoba untuk melakukan penyambungan instalasi dari PDAM IKK Unit Pomalaa untuk mengatasi hal tersebut, namun setelah coba dilakukan, penyaluran air tidak mampu melayani kebutuhan warga Baula. "Kita sudah coba dengan sambung dari PDAM Pomalaa, namun tidak mampu, dorongan airnya lemah," tutur Ishak.
Sementara itu warga Baula berharap, pihak PDAM dan pemerintah dapat segera mengantisipasi kerusakan tersebut, agar warga tak lagi kesulitan mendapatkan air bersih. "Ini harus segara diantisipasi, karena air ini kebutuhan penting bagi kita, selama ini kita bergantung pada PDAM, kalau bisa secapatnya, saat ini kita masih bisa lega masih ada air sumur kerna musim hujan, bagiaman kalau kemarau," tutur Bahar salah seorang warga. (cr4/b)