Oknum Polisi Pukul Sejumlah Siswa SMKN 2 Raha
KOLAKAPOS, Raha--Tugas kepolisian Republik Indonesia yakni untuk menjamin ketertiban dan tegaknya hukum serta terbinanya ketentraman masyarakat guna mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan Negara.
Namun tugas dan fungsi kepolisian tersebut tercoreng dengan ulah beberapa oknum kepolisian dari Polres Muna Kabupaten Muna, dimana para polisi itu dengan cara membabi buta memperlihatkan perilaku tindak kekerasan dengan cara memukul sejumlah siswa SMKN 2 Raha (STM Raha) di depan mata guru-guru mereka. Bahkan para oknum polisi yang melakukan kekerasan terhadap siswa itu, tidak mengindahkan saat beberapa guru mencoba melerai pemukulan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum kepada para siswa. Ironisnya, gurupun nyaris menjadi korban kebringasan oknum kepolisian dari Polres Muna ini.
Salah seorang guru SMKN 2 Raha Nursida menceritakan bahwa, inseden itu berawal dari beberapa oknum polisi menganggap bahwa mereka dilempar oleh siswa SMKN 2 Raha saat melintas di sekolah tersebut. Tidak terima dengan leparan itu, polisipun langsung menyerbu masuk kedalam sekolah dengan melakukan tindakan kekerasan. "Katanya polisi dilempar sama siswa SMKN. Langsung polisi datang langsung pukul," katanya di ruang pemeriksaan Polres Muna Kamis, (24/11) siang.
Ironisnya, peristiwa pemukulan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum kepada siswa, tepat dihadapan guru. "Kita larang, kita digertak. Tolong jangan dipukul pak, ada kami disini. Nanti kita atasi. Tapi tinggal digertak," terangnya.
Ahmad Bone salah seorang siswa SMKN 2 Raha lanjut Guru SMKN 2 Raha itu yang paling banyak mendapatkan pukulan dari anggota kepolisian saat itu. "Ahmad Bone yang pukul dia ini sekitar lima orang. Datang satu polisi hantam kepalanya, datang satu tendang pinggang," katanya.
Bahkan kata dia, kondisi saat itu di SMKN 2 Raha semakin kacau, siswa dan para guru mengalami ketakutan dengan aksi bringas kepolisian saat itu. "Ada anak masuk sekolah langsung dibawa meja, " ucapnya.
Senada, Sarina, guru Bahasa Indonesia ini sempat mendengar suara letusan yang mirip dengan suara letusan senjata api. "Sementara saya mengajar, ada bunyi letusan. Saya langsung gemetar. Saya keluar, hampir juga saya dihantam. Karena polisi hantam pintu," katanya.
Olehnya itu, guru-guru SMKN 2 Raha menyayangkan aksi kekerasan itu terjadi di depan mata mereka, maka dari itu mereka mendatangi Polres Muna untuk melaporkan aksi bringas yang dilakukan oleh beberapa oknum anggota kepolisian dari Polres Muna itu. "Kita tidak terima karena mereka memukul, menyerbu sampai dalam sekolah," pintahnya.
Ditempat yang sama, salah seorang siswa korban kebringasan polisi La Ode Sansila mengatakan dirinya merasakan sakit di tubuh bagian belakngnya. "Sementara mau kekantin, tiba-tiba langsung datang polisi menendang. Satu kali tendangan dibelakangku," katanya saat dirinya hendak ke RSUD Muna untuk melakukan otopsi.
Sementara itu, Wakapolres Muna Kompol Rofiko Yulianto saat ditemuai Wartawan di Polres Muna belum dapat memberikan keterangan terkait aksi kekerasan yang dilakukan oleh anggota kepolisian terhadap siswa SMKN 2 Raha ini. Malah, Ia mengarahkan Wartawan untuk mengkonfirmasi insiden tersebut pada Kapolres Muna AKBP Yudith S Hananta. Padahal, saat itu Kapolres Muna sedang tidak berada di Mapolres Muna. "Jangan tanya saya, ada Kapolres kok. Kalau saya beri tanggapan nanti salah. Karena ada beliau. Kalau nda ada beliau saya tentu ngomong," ujarnya. (m1/.b/hen)