Antam Optimalkan Transplantasi Terumbu Karang di Hakatutobu

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Kolaka--Sebagai sebuah ekosistem, terumbu karang menjadi penunjang kehidupan berbagai jenis makhluk hidup yang ada di sekitarnya. Memahami akan pentingya terumbu karang yang semakin terdegradasi, PT Aneka Tambang (Antam) Unit Bisnis Pertambangan Nikel (UBPN) Sultra, setiap tahunnya melakukan program transplantasi terumbu karang di desa Hakatutobu, kecamatan Pomalaa. General Manager PT Antam UBPN Sutra, Tri Hartono mengungkapkan, program transplantasi terumbu karang di Hakatutobu merupakan kegiatan tahunan, dalam rangkaian HUT PT Antam yang digagas sejak tahun lalu. "Kegiatan ini (transplantasi terumbu karang, red) juga merupakan wujud komitmen perusahaannya dalam menjaga kelestarian lingkungan di sekitar wilayah operasi tambang. Alhamdulillah, kegiatan kami ini mendapat respon dari masyarakat sekitar. Kami juga bekerjasama dengan komunitas pecinta alam laut (Kapal), dalam pelestarian terumbu karang di Hakatutobu," ujar pria berkacamata ini. Menurutnya, PT Antam menerapkan tiga prinsip dalam melakukan kegiatan pertambangan, yakni berorientasi pada profit, kesejahteraan sumberdaya manusia serta kelestarian lingkungan. "Antam memegang teguh komitmen good mining practice melalui kegiatan pelestarian lingkungan, seperti rehabilitasi terumbu karang," paparnya. Tak bisa dipungkiri lanjutnya, beberapa tahun lalu aktivitas pertambangan nikel di Pomalaa merajalela, yang berakibat meningkatnya sedimentasi pantai, serta banyaknya habitat terumbu karang ikut rusak. Untuk itu, program transplantasi terumbu karang ini, membantu alam dalam memperbaiki kualitas perairan. "Jika menunggu perbaikan alami, akan memakan waktu yang lama. Sehingga Antam berinisiatif melakukan transplantasi karang. Karena terumbu karang yang baik akan memberikan nutrisi bagi habitat ikan, sehingga dapat menunjang perekonomian masyarakat nelayan," jelasnya. Sementara itu, ketua tim transplantasi karang desa Hakatutobu, Taufik Ahmad menjelaskan, program ini diawali dengan survey inventaris lokasi sejak 2012 lalu. Namun baru dimulai pelaksanaan rehabilitasnya pada 2015 atas kerjasama Antam dengan masyarakat desa Hakatutobu. "Tahun ini kita melanjutkan kembali program tahun lalu. Karena tahun lalu, hanya 19 persen karang yang berhasil hidup. Itu terjadi karena kurangnya perawatan dan pembersihan tunas karang," bebernya. Untuk diketahui, dalam kegiatan ini, PT Antam juga menyerahkan bantuan alat monitoring dan survey terumbu karang berupa alat selam dasar, serta bantuan biaya operasional selama satu tahun kepada anggota Kapal dan nelayan Hakatutobu. (cr1)
  • Bagikan