Terbengkalai, Puluhan Stand Pameran di Stadion Gelora Kolaka

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Kolaka--Terbengkalai pembangunan 50 unit stand pameran yang berjejer mengelilingi tembok Stadion Gelora, kelurahan Lalombaa, kecamatan Kolaka. Tidak selesainya pembangunannya ini merupakan salah satu dari sekian proyek yang dibangun oleh pemerintah daerah. Malah yang satu ini tidak jelas peruntukan bangunannya, serta sama sekali tidak memberi manfaat sedikit pun kepada masyarakat umum. Proyek yang menggerogoti APBD tahun 2014 lalu sekitar Rp 600 juta tersebut, hanya digunakan oleh orang tertentu untuk duduk melingkar mengkonsumsi Miras. Hal tersebut terlihat dari pecahan botol yang berserakan di lantai dan sekitar area stadion. Bahkan, puluhan pintu rol stand pameran yang terbuat dari aluminium, sengaja dirusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab, yang diduga untuk dijadikan tempat pesta Miras dan pesta Seks, lantaran bangunan tersebut dibiarkan terbengkalai begitu saja oleh pemerintah daerah. Tidak sampai disitu saja, kerusakan juga terjadi pada toilet permanen yang disediakan di beberapa spot stand pameran, seperti kran air, mata lampu dan sejumlah ubin yang melekat dilantai dan dinding kini tak terlihat lagi. Pejabat sementara Bidang Perencanaan, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga (Dikmudora) kabupaten Kolaka Mujabar mengatakan, proyek tersebut muncul dari pihak Bappeda di era Fachruddin Rahim, namun setelah dikerjakan oleh Dikmudora kabupaten Kolaka, puluhan stand tersebut tak kunjung digunakan. "Kami kan hanya membangun, tapi awalnya ide ini muncul dari pihak Bappeda saat dijabat pak Fahcrudin Rahim. Saat itu dibangun tujuannya sebagai stand pameran atau pusat penjualan souvenir. " Tapi setelah selesai dibangun tahun 2014 sampai sekarang ini tak kunjung difungsikan, rencananya juga mau dipakai pedagang berjualan saat HUT Sultra, tapi tidak jadi juga, karen HUT Sultra lokasinya di pantai," ungkapnya yang ditemui di ruang kerjanya, Selasa (6/12). Mujabar yang kini menjabat Kabid Pendidikan Dasar, pun prihatin lantaran proyek yang menggerogoti APBD tahun 2014 ratusan juta rupiah itu terbengkalai. Bahkan, dijadikan tempat maksiat. "Kan percuma bangunan itu tidak difungsikan sesuai ide awalnya, sebaiknya disewakan saja sama pedagang, entah jual gorengan di sana, atau jual es teh pada sore hari, karena kalau sore saya lihat suka banyak orang yang datang lari-lari di sana. Tapi malah kini justru ada orang yang gunakan sebagai tempat maksiat," tandas Mujabar. (cr1/b/hen)
  • Bagikan