Tak Punya Biaya Berobat, Kakak Beradik Dipasung

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Kolaka--Sahril (34) warga lingkungan V, kelurahan Kolakaasi, kecamatan Latambaga, kabupaten Kolaka selama puluhan tahun hidup dalam pemasungan pada sebuah gubuk di bawah kolong rumahnya. Hal itu dilakukan oleh pihak keluarga bukan tanpa alasan, sebab Sahril yang terkena penyakit gangguan jiwa, kerap merusak tanaman miliktetangga dan kebun orang tuanya. Hidup dengan serba kekurangan serta tinggal di area perkebunan, membuat dirinya luput dari perhatian pemerintah, terlebih pihak keluarga utamanya orang tua yang berpenghasilan sebagai petani, tidak tahu berbuat apa untuk anaknya agar bisa sembuh. Kusniati orang tua Sahril mengisahkan saat anaknya pertama kali terkena penyakit gangguan jiwa, saat pergi diacara pesta di Rate-rate 10 tahun yang lalu. Saat itu, anak pertama pasangan Kusniati dan Subarti yang masih berusia 24 tahun dinyatakan hilang selama empat hari oleh keluarga, kemudian ditemukan di Kendari Beach dalam kondisi hilang ingatan. "Pernah pak saya bawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) kota Kendari untuk berobat, namun karena alasan biaya sehingga Sahril terpaksa dibawa pulang ke rumah, sambil berobat di dukun-dukun tapi sampai sekrang tidak bisa sembuh," ujarnya sesekali meneteskan air mata. Derita Kusniati bertambah, mana kala anak lelakinya Saidin (25) juga terkena penyakit yang sama, sejak tiga tahun yang lalu. Namun, Saidin tidak separah Sahril sehingga tidak menjalani pemasungan seperti kakaknya. Kabut sedih setiap harinya menyelimuti pasangan Kusnanti dan Subarti, sebab, selain dua anak lelakinya terkena gangguan jiwa, anak perempuannya Saidah (27) mengalami cacat pada kaki kiri sejak lahir, sehingga kondisinya sulit berjalan normal, karena tidak memiliki kaki. (cr1/b/hen)
  • Bagikan