Dilarang Pungli, Jembatan Darurat Dibongkar Paksa

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Kolaka--Terhitung sudah dua kali jembatan darurat yang ada di desa Watalara Kec. Baula Kab Kolaka dibongkar warga setempat. Puncaknya pada Kamis Sore 22 Desember lalu sekelompok warga Watalara membongkar paksa jembatan darurat yang terbuat dari Batang pohon kelapa itu di poros jalan raya yang menghubungkan Kolaka - Pomala itu. Akibatnya tak ada satupun kendaraan yang melintas. Beberapa diantaranya terpaksa memutar arah mencari jalur alternatif lainnya. Salah satu warga mengatakan pembongkaran itu karena warga kesal melihat adanya spanduk yang dipasang petugas Babinsa dan Babinkamtibmas yang bertuliskan dilarang pungli dengan ancaman hukuman 9 tahun maksimal. "Ada spanduk dia pasang petugas, makanya dia orang bongkar," Ujar Tiar Warga setempat. Tiar juga mengatakan bahwa sebagian warga kesal karena sudah tidak bisa lagi meminta uang kepada pengendara yang melintas sebagai balas jasa atas jembatan yang diakui warga dibangun secara swadaya. "Artinya dilarangmi minta uang, padahal kata sebagian warga itu kan haknya karena sudah bikin jembatan dari pohon kelapa atas usaha sendiri," jelas Tiar. Akhirnya jembatan darurat tersebut bisa kembali dilintasi setelah aparat kepolisian dari Polsek dan TNI setempat bersatu padu bersama beberapa warga dari Pondok pesantren yang ada di desa itu memperbaikinya pada Jumat 23 Desember lalu. Dan kini jembatan itu bisa dilintasi kembali tanpa pungutan liar lagi. Beberapa pengendara menyatakan apresiasinya kepada TNI dan POLRI serta warga yang sudah berupaya menghubungkan kembali jembatan darurat tersebut. "Ini yang betul, bravo TNI POLRI dan warga yang sudah mau beramal, dan Alhamdulillah sudah tidak ada pungli lagi," ungkap Suker, salah satu pengendara yang melintas. Untuk diketahui jembatan di Watalara tersebut putus akibat di hantam banjir beberapa pekan lalu, dan nyaris dalam dua pekan lebih beberapa pemuda di desa itu melakukan pungutan kepada pengendara yang melintas di atas jembatan darurat yang mereka akui sebagai Swadaya mereka. Beberapa pengendara mengeluhkan aksi pungutan tersebut karena terkesan pemaksaan. Dalam sebuah forum diskusi di media sosial beberapa orang mencibir kelakuan pemuda yang meminta minta diatas jembatan darurat tersebut."Dasar mental preman!!! Taunya memanfaatkan moment, padahal semua itu bantuan Pt morini, kalau memang uang Swadaya cukup kasi kembali modal saja sudah itu sudahmi, mana mintanya ga sopan lagi!!! Samaji di Baula itu, biar Adami jembatan darurat masih saja ma palak palak!!!" Tulis akun FB ibio Bio dalam forum diskusi FB Kolaka Hebat Kolaka Bisa. "Betul itu stiap kt lewat dimintai terus baru masa jalannya basah smntra tdk hjian.balik dri pomala disuru lagi bayar cappu doi kalo bgtu trus moki lansung lwat nda bsa krna di dpan kndraan tnggal berdri na tdk bsaki juga byar trus tiap lwat..harus diperhatikan itu scpatnya baru 2 lgi jmbtan na ada semuang punglinya," tulis akun Samsuel Bahri juga dalam forum tersebut. Usai dibenahi, harga berharap sudah tidak ada pungli lagi dan orang yang memanfaatkan momentum jembatan dan jalan rusak untuk mencari mata pencaharian. (Cr4/b/hen)
  • Bagikan