3 WNA Pembobol ATM Diringkus Polisi
KOLAKAPOS, Jakarta--Kasus pembobolan dua mesin ATM Mandiri dan BCA di minimarket, Desa Sidorejo, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur pada 18 Desember 2016 lalu akhirnya terungkap. Setelah melakukan penyelidikan sekitar dua minggu, tiga tersangka ditangkap Sabtu (31/12) lalu. Hasilnya, para pelakunya ternyata Warga Negara Asing (WNA) asal Lima, Peru. Mereka adalah Jose William Salazar Ortiz, 37, Roberto Luque Castro De La Cuba, 34, dan Franho alias Pio, 29. Jose dan Roberto diketahui berprofesi sebagai chef sedangkan Franho sebagai tukang kayu di negaranya Peru. Jose William dan Roberto, ditangkap di Jakarta, sedangkan Franho ditangkap di Surabaya. Ketiga tersangka ini membawa brankas berisi uang total Rp 450 juta pecahan Rp 100 ribu dari Mandiri dan Rp 50 ribu dari BCA. “Penangkapan melibatkan Reskrim Polresta Sidoarjo, Resmob Polda Jatim dan Polresta Denpasar,” ungkap Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol M Anwar Nasir, Senin (2/1) lalu. Dari tersangka, polisi mengamankan uang dari tersangka Roberto 1.019 USD, Jose William 5.202 USD, dan dari tersangka Franho Rp 1,6 juta. Uang tersebut merupakan hasil kejahatan pembobolan ATM yang berupa rupiah dan sudah ditukarkan dalam USD. Anwar Nasir memaparkan selain beraksi di Sidoarjo, ketiga tersangka juga terdeteksi melakukan pembobolan ATM di Bali. Dari salah satu ATM di Pulau Dewata itu, mereka membawa lari uang Rp 150 juta. Sehingga jika ditotal dengan pembobolan ATM di Sidoarjo totalnya Rp 600 juta. “Sebagian uang sudah habis digunakan, sisanya sudah ada yang ditukarkan dalam bentuk USD,” terangnya. Dijelaskannya, dari hasil penyidikan terhadap tiga tersangka, usai memcocol ATM di Bali, ketiganya hendak pindah menuju ke Jakarta. Dalam perjalanannya, mereka mampir dulu di Surabaya. Nah, saat itu di Kota Pahlawan itu, ketiga tersangka yang dibantu oleh seseorang berkewarganegaraan Indonesia (masih dalam pencarian polisi) merencanakan mencari sasaran ATM lagi di Sidoarjo. Singkatnya, mereka merencananakan membobol dua mesin ATM di Indomaret Sidorejo, Krian. “Mereka menganggap dua ATM dalam satu lokasi itu sangat menguntungkan dan merancang pembobolan,” katanya. Aksi pun dijalankan Minggu (18/12) dinihari. Sebelum beraksi mereka sudah mendapat informasi tentang keberadaan CCTV di minimarket. Sehingga mereka melubangi bagian samping kanan pintu harmonika minimarket itu. Kemudian ketiganya berpencar dan melakban masingmasing CCTV yang sudah dipetakan sebelumnya. “Setelah itu mereka mulai mengelas ATM dan alat las yang dimilikinya juga berasal dari WNI tersebut. Kemudian ketiganya kabur menggunakan mobil minibus putih,” lanjut mantan kapolres Nganjuk ini. Hanya saja, ketiganya rupanya tidak jeli. Meski sudah merasa aman dengan melakban CCTV, ternyata ada satu CCTV yang masih bisa merekam pergerakan mereka. Setelah itu, polisi menggunakan bukti rekaman wajah dan mobil yang digunakan tersangka melakukan pengejaran. Dari situlah polisi identifikasi tersangka dan melakukan pengejaran dan menangkap ketiganya. Anwar Nasir menambahkan dari penyidikan sementara, ketiga tersangka ini berada di Indonesia sejak Mei 2016 lalu dengan tujuan untuk berwisata di Bali. Namun mereka kehilangan visa dan paspornya saat berada di Bali. Ditambah lagi, mereka kehabisan uang dan ada masalah dengan kedutaan besar Peru di Indonesia. Mengenai kemampuan mereka membobol dan merusak mesin ATM, keahlian tersebut didapat dengan melihat cara melihatnya di Youtube. Belajar dari tayangan video, mereka lalu mempraktikkannya. Saat mengelas mereka menggunakan plat besi untuk merobek besi ATM. (jpnn)