Menuju Kota Metropolitan, Tiga Mega Proyek Hadir di Parepare
KOLAKAPOS, Parepare--Pemerintah Kota Parepare telah mencanangkan tahun 2017, sebagai tahun kompetisi. Tahun ini pemerintahan tidak boleh haus dengan pujian, tetapi harus terbuka dan menerima kritik serta saran. Wali Kota Parepare HM Taufan Pawe, mengatakan, pemerintahan yang baik adalah pemerintah yang terbuka dan mau menerima kritik dari masyarakat. Selain itu, harus terbuka dan siap dikritik oleh masyarakat dan media. Saat ini, masih ada pejabat yang merasa terganggu dengan kehadiran media. Pejabat tersebut, kata dia, belum memiliki kekuatan untuk menghadapi era keterbukaan. “Jika masih ada pimpinan SKPD yang menganggap terganggu dengan kerja media. Tidak terbuka dengan media, berarti tidak siap menghadapi era keterbukaan,” katanya, saat dialog akhir tahun di Jembatan Kuning, Kompleks Rujab Wali Kota Parepare. Selain itu, Taufan juga memaparkan hasil yang telah dicapai selama tahun 2016 dan program 2017. Ia menceritakan tahun 2014 sebagai politik kesejahteraan, 2015 sebagai tahun kinerja, 2016 sebagai tahun inovasi, dan tahun 2017 sebagai tahun kompetisi. “Kita semua harus berkompetisi. Kita sudah bekerja dan berinovasi, maka tahun 2017 harus berkompetisi,” tegasnya. Dia juga menyebutkan selama 2016, Pemkot Parepare berhasil meraih penghargaan sebanyak 54. “Kita terus pacu para pimpinan SKPD agar di tahun 2017, mampu berkompetisi,” katanya. Taufan mengajak, warga dan jajarannya meninggalkan semua yang buruk di 2016, dan memulai sesuatu yang baik di tahun 2017, tentu dengan keterbukaan dan etos kerja yang lebih baik. Di tahun 2017, sebanyak tiga megaproyek bakal hadir di Kota Parepare yakni Anjungan Cempae di Kecamatan Soreang, Mattirotasi Water Park dan Parepare Convention Center (PCC) di Kecamatan Bacukiki Barat. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Parepare, H Iwan Asaad menjelaskan, perencanaan ketiga proyek itu sudah siap dan hadir di tahun 2017. Mega proyek ini diharapkan memberikan manfaat bagi warga Kota Parepare. Menurut Iwan, pembangunan tiga destinasi ini menyiapkan Parepare sebagai Kota Metropolis Ajatappareng dengan menjadikan Parepare sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan sebagai kota tujuan wisata. “Ini sebagai langkah menuju Kota Metropolis Ajatappareng dengan pertumbuhan dan pusat peredaran ekonomi,” ujarnya. Metropolitan adalah istilah sering digunakan menggambarkan suatu kota yang relatif besar, baik luas wilayahnya, aktivitas ekonomi dan sosial, maupun jumlah penduduknya. Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan di sekitarnya yang saling memiliki keterkaitan.
Selain itu, dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk sekurang-kurangnya 1 juta jiwa. Di Indonesia sudah banyak kota yang tergolong kota metropolitan seperti DKI Jakarta, Surabaya, Kota Medan, Kota Bandung, dan Makassar, dan sejumlah kota lainnya. Evaluasi Kinerja
Sekretaris Daerah Drs Mustafa Mappangara, mengatakan, Pemkot Parepare, mengevaluasi program yang telah dijalankan selama 2016, termasuk proyek yang belum rampung. Keterlambatan proyek disebabkan keterlambatan pencairan Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) reguler dan DAK Tambahan. “Memang punya juknis dari pusat, dana reguler itu cair di bulan November. Proyek yang tidak selesai tetap dikenakan denda,” kata Mustafa. (fajar)