Pesawat Tempur Jadi Monumen di Muna

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Raha--Pesawat tempur latih taktis Hawk MK-53 milik TNI Angkatan Udara, akan diabadikan di Muna. Pesawat yang mulai beroperasi pada tahun 1980 itu akan dijadikan monumen, tepatnya di jalan Lapak Kuliner kota Raha. Pesawat buatan Inggris ini, terakhir tercatat sebagai aset skuadron teknis 042 Lanud Iswahyudi Jawa Timur. Pengawas tim perakit pesawat tempur Hawk MK-53, Kapten Tek Agus Yuli Prianto mengungkapkan, pesawat tempur tersebut melakukan penerbangan pertamakali di Lanud Adi Sutjipto Yogyakarta pada 1980. Sejak 1985, pesawat tersebut dipindahkan ke Lanud Iswahyudi, Madiun Jawa Timur. Agus mengatakan pesawat tersebut saat ini sudah dipensiunkan. Menariknya, pesawat ini, pernah diawaki oleh putra daerah Muna yakni Marsda TNI Barhim yang saat ini menjabat sebagai Asops Kasau TNI AU. "Monumen pesawat ini merupakan permohonan pak Bupati Muna (LM Rusman Emba). Tujuannya bagus sekali, yakni untuk memperkenalkan ke dunia sipil agar mengenal dunia militer khususnya anak-anak putra daerah se Indonesia berminat untuk menjadi TNI AU," terangnya pada awak media di lokasi monumen pesawat tempur Jumat, (6/1) pagi. Bupati Muna LM Rusman Emba mengucapkan rasa terima kasihnya kepada TNI, khususnya TNI AU lantaran telah menyahuti permintaan Pemda Muna. Ia mengatakan, tujuan utama pemerintah daerah Muna memasang monumen pesawat tempur di Bumi Sowite untuk menggugah semangat generasi muda Muna meraih cita-citanya setinggi mungkin. "Pesawat diasosiasikan dengan terbang. Berarti yang ktai harapkan, tetap tanamkan cita-cita setinggi langit. Monumen ini juga untuk memperkenalkan bahwa banyak putra-putri terbaik di Kabupaten Muna yang telah menjadi petinggi-petinggi TNI AU, seperti pak Barhim dan Pak Supomo," ujarnya. Mantan anggota DPD RI ini sangat yakin dan percaya, bahwa dengan berdirinya monumen pesawat tempur tersebut, dapat memberikan sugesti positif dan motivasi kepada generasi muda Muna. "Ini menjadi semangat buat adik-adik kita. Bahwa dengan segala keterbatasan dan kelemahan itu, mereka (Marsda TNI Barhim dan Marsda TNI Supomo) bisa berkarya, mereka bisa dipercaya untuk menduduki posisi strategis. Jadi kelemahan dan kekurangan kita bukan menjadi semacam rasa pesimis, tapi bisa menjadi optimisme yang tinggi," terangnya. (m1/b)
  • Bagikan