Pemkab Konawe Berniat Tengahi Dualisme Unilaki
KOLAKAPOS, Unaaha--Klaim kepemilikan yayasan Lakidende, pendiri Universitas Lakidende yang melibatkan dua kubu, diyakini telah membuat universitas terbesar di Konawe itu limbung. Pemkab Konawe tidak tinggal diam atas situasi itu dan menawarkan menjadi penengah kedua kubu. Saat ini, dua kubu mengklaim sebagai pemilik yayasan lakidende. Kedua kubu tersebut yakni kubu Siti Aminah Razak Porosi dan kubu Basrim Prayogi. "Perang" diantara keduanya telah mengakibatkan delapan dosen menjadi tumbal, setelah diberhentikan oleh kubu Siti Aminah. Sekda Konawe, Ridwan Lamaroa mengatakan, sejak terjadi dualisme itu, keadaan universitas mulai tidak stabil. Untuk meredam hal tersebut, pemerintah daerah selaku pembina, memiliki niat untuk menengahi kedua kubu. Termasuk kehadirannya saat mahasiswa Unilaki melakukan demonstrasi di kampus terangnya, dia lakukan bukan untuk menunjukkan keberpihakan, tetapi untuk menjadi penengah. "Kehadiran saya disana bukan berbicara universitas atau yayasan, tapi melihat dinamika yang kini mulai mengarah anarkis dan merusak stabilitas kampus," ungkap Ridwan. Ia menilai, jika dualisme tersebut tidak segera diselesaikan, maka yang menjadi korban selanjutnya adalah mahasiswa. Saat ini kata Riwan, dirinya telah membuka komunikasi ke dua kubu. Apabila kedua kubu menerima, maka pemerintah daerah siap menengahi. "Masalah itu bukan untuk disuarakan di jalan, melainkan duduk bersama agar menemukan jalan keluarnya, sehingga proses belajar mengajar di kampus berjalan sebagaimana mestinya," tutupnya. (m4/c)