Sopir Main “Kucing-kucingan” di Terminal Bayangan
KOLAKAPOS, Makassar--Kritikan masyarakat ke Pemerintah Kota Makassar dan Provinsi Sulsel terkait keberadaan terminal bayangan, hingga saat ini tak mampu dituntaskan. Malah, titik-titik yang dijadikan terminal bayangan masih terus beratifitas. Bahkan sopir bus dan angkutan yang menggunakan plat hitam, seakan main “kucing-kucingan” atau beraktifitas pada saat tim terpadu tidak melakukan penertiban. Padahal tim terpadu didalamnya tergabung dari PD Terminal Metro, Dinas Perhubungan Makassar, kepolisian. Buktinya, terminal bayangan yang berada di sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan depan AURI hingga perbatasan Makassar-Maros masih dijumpai bus dan angkutan berplat hitam menunggu penumpang. Tak hanya sopir, para penumpang merasa nyaman dengan keberadaan terminal bayangan. “Kita tak perlu susah-susah masuk terminal resmi. Terkadang para sopir harus menunggu penuh baru jalan. Kan buang-buang waktu,” tutur Rahmat, salah satu penumpang tujuan Palopo ini. Sementara itu, salah seorang sopir penumpang jenis Avanza plat hitam jurusan Parepare, Andi mengaku, ia sengaja menunggu penumpang di jalan karena lebih banyak penumpang menginginkan dijemput di luar dibandingkan di dalam terminal. “Kami hanya melayani penumpang. Apakah dia dijemput langsung di rumahnya atau di jalan di sepanjang Perintis Kemerdekaan. Itupun kita lakukan jika tidak ada tim penertiban datang. Kami juga takut masuk terminal karena plat kita warna hitam,” jelasnya. Ia-pun menegaskan, mobil pribadinya digunakan mengambil penumpang demi mencari tambahan uang untuk keluarga. Apalagi, kadangkala ada penumpang yang lebih satu orang memintanya mengantar ke Kota Makassar dan pulang kembali ke Parepare. Tarifnya, kata dia, sebesar Rp50 ribu per kepala. Menyikapi kondisi itu, Direktur PD Terminal Metro, Hakim Syahrani mengaku geram melihat ulah dari para sopir yang masih saja mengambil dan menurunkan penumpang di luar terminal. Dia bahkan mengaku, sampai sekarang pihaknya masih melakukan penertiban dan penindakan terhadap para sopir yang nakal. “Lokasi-lokasi yang sering dijadikan terminal bayangan sudah ditandai, dan kita lakukan penertiban,” ujar Hakim Syahrani. Penertiban, jelas Hakim, masih tetap menggandeng Tim terpadu yang terdiri dari Satuan POM AU, Dirlantas Polda Sulsel, Polrestabes, Polsek, Dinas Perhubungan, Organda, Koramil dan Satpol PP Makassar. “Penertiban rutin hampir setiap hari dilakukan untuk menghilangkan aktifitas terminal bayangan yang dilakukan para sopir angkutan daerah dengan mengambil dan menurunkan penumpang di luar terminal resmi. Termasuk akan menertibkan aktifitas terminal bayangan di depan Terminal Mallengkeri yang berada di Jalan Alauddin Makassar. Penertiban dilakukan untuk menghilangkan aktifitas terminal bayangan,” kata Hakim. Selain merugikan pendapatan PD Terminal Metro Makassar, aktifitas terminal bayangan juga salah satu pemicu terjadinya kemacetan yang hampir setiap hari terjadi di sepanjang Jalan Perintis Kemerdekaan sampai di batas kota. “Pemilik atau sopir kendaraan yang didapat baik itu menggunakan plat hitam ataupun kuning langsung ditilang di tempat oleh aparat kepolisian. Jadi jika ada yang didapat lima kali mengulang hal tersebut, polisi pasti akan menahan kendaraan tersebut,” ujarnya. (fajar)