DBD, Penyakit Paling Populer di Musim Hujan
KOLAKAPOS, Makassar--Di musim penghujan saat ini, sejumlah penyakit sudah mesti diwaspadai. Salah satunya penyakit yang berkembang biak menggunakan media air adalah demam berdarah dengue (DBD). DBD merupakan penyakit populer apabila musim hujan datang. Data yang diperoleh di Rumah sakit Haji, Kamis (12/1), penyakit DBD mendominasi pasien yang medapatkan perawatan. Tercatat sudah 18 pasien yang terbaring di rumah sakit milik Provinsi Sulsel itu. Staf Bagian Administrasi pasien rawat nginap di RS Haji, Sri Suryani, membenarkan jika pasien terbanyak yang dirawat adalah pasien DBD yang tercatat 18 orang. “Beberapa pasien yang dirawat inap, pasien yang banyak pasien DBD, semua positif DBD setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pasien tersebut, didominasi anak berusia 5 – 10 tahun dan remaja,” ungkap Sri. Sri juga menambahkan pada awal-awal tahun seperti ini memang rawan terjadi wabah DBD, karena musim penghujan. “Saat musim hujan penyakit yang rawan demam tinggi, dan demam biasanya menjadi gelaja DBD,” jelasnya. Belum lagi, kata Sri, banyaknya genangan air, mengakibatkan penyakit Demam Berdarah Dengue dan penyakit diare gampang muncul. Menurutnya, masyarakat bisa melakukan upaya pencegahan dengan menjaga kebersihan lingkungan di dalam rumah maupun di luar. Salah satu yang penting yaitu meningkatkan gerakan memberantas sarang dan jentik-jentik nyamuk. “Pencegahan demam berdarah yang terbukti paling efektif dan efisien hingga kini yaitu pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3M, yaitu menguras, menutup dan mendaur ulang,” jelasnya. Sementara itu, warga korban banjir di Jalan Manunggal, Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate mulai mengeluhkan gatal-gatal. Banjir yang masih ada hingga kemarin, akibat dari proyek perumahan PT Gowa Makassar Tourism Development (GMTD). “Sudah dua minggu rumah kami terendam, mulai gatal gatalmi karena tercampurmi airnya air hujan sama air selokan,” ungkap salah satu warga, Harni. Harni juga mengatakan, air terkadang surut dikarenakan bantuan pompa yang disiapkan oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum (PU) kota Makassar. “Air kadang surut kadang naik lagi kalau hujan. Ketinggian air sampai lutut orang dewasa kalau hujan deras,” tambah warga. Ketua RT, Kasim Dg Lau juga menegaskan, saat ini dia mendata warga yang terkena musibah banjir dan yang terserang penyakit. Dg Lau juga mengaku, warga lebih memilih tinggal di rumah keluarganya daripada tinggal di posko penampungan. Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Makassar, Naisya T Asikin mengatakan, mencegah penyakit tifus dan DBD tidaklah sulit. Dimana masyarakat hanya perlu memperhatikan kebersihan di sekitar tempat tinggal terkhusus di dalam rumah dengan rutin melakukan tiga M yakni Menguras air di dalam bak mandi, Mengubur barang bekas dan Menutup rapat tempat penampungan air bersih agar dapat meminimalisir nyamuk untuk bertelur. “Di musim hujan seperti ini, penyakit atau virus yang banyak menular ke masyarakat yaitu DBD dan Tifus. Dua jenis penyakit itu memiliki gejala sama yaitu panas selama beberapa hari dan penyebabnya juga yaitu masalah kebersihan,” tegas Naisyah. Untuk itu, masyarakat senantiasa menjaga kebersihan tempat tinggal dan kebersihan makanan, minuman dan tempat makan agar terhindar dari penyakit tifus. Sedangkan untuk DBD masyarakat harus rutin melakukan 3 M atau menguras, menurutp dan mengubur sampah yang tidak terpakai. Dia menambahkan, penyakit DBD dan Tifus adalah penyakit yang cukup mematikan jika tidak segera diobati. Pentingnya masyarakat mengetahui bila mengalami demam lebih dari dua hari sebaiknya untuk segera memeriksakan diri ke Puskesmas setempat untuk melakukan pemeriksaan.
“Sudah cukup banyak orang yang meninggal karena DBD dan tifus, kalau datanya saya belum tahu persis. Jadi masyarakat yang sakit sebaiknya harus segera memeriksakan diri ke Puskesmas. Pemerintah kota juga telah memberikan pelayanan kesehatan yang gratis kepada masyarakat jadi masyarakat tidak perlu khawatir akan biayanya. Datang saja memeriksakan diri semuanya gratis,” ujarnya. (bkm/fajar)