Waspada Serangan Pecah Kaca Mobil

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Jakarta--Kepolisian di Surabaya punya pekerjaan rumah di awal tahun ini. Yaitu kejahatan pecah kaca yang selama ini meresahkan. Maklum, hingga saat ini, belum satu pun kasus terungkap. Yang paling baru, para penjahat tersebut kembali beraksi di Jalan Karah. Ironisnya, dua mobil sekaligus jadi korban. Beberapa barang berharga seperti dompet berisi surat-surat dan kartu ATM serta uang tunai dibawa kabur para pelaku. Aulia Wahyu Pratama, salah seorang korban, menjelaskan bahwa saat itu mobilnya diparkir di depan rumah kosong dekat warung pecel lele di Jalan Karah. Saat itu waktu menunjukkan pukul 21.30. Dia memarkir mobil bernopol L 1802 EB tersebut dekat dengan mobil lain. Nah, sejam kemudian, Aulia kaget mendapati kaca mobil belakang bagian kiri pecah. Tas berisi surat-surat di dalamnya raib. "Saya makin kaget karena kaca mobil teman yang diparkir tidak jauh dari lokasi juga dipecah. Dua mobil sekaligus," terangnya. Aulia mengaku heran dengan aksi para pelaku tersebut. Selain berada di kawasan yang ramai dilalui pengendara dan warga, beberapa ratus meter dari tempat kejadian sedang ada razia lalu lintas polisi. "Cukup nekat. Tapi, syukur, semua ATM yang dicuri sudah saya blokir," ujarnya. Aulia lantas melaporkan kasus tersebut ke Polsek Jambangan. Sebelum kasus Aulia, aksi pecah kaca terjadi Desember tahun lalu di kampus Unair. September lalu terjadi aksi yang sama di Sawahan dan Ketintang Madya pada Mei. Sementara itu, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Bina Gunawan Silitonga mengungkapkan bahwa pihaknya berupaya mendeteksi pergerakan pelaku pecah kaca. Sebab, beberapa kali aksi pecah kaca yang terjadi minim alat bukti. "Tanpa rekaman CCTV ataupun saksi, ciri-ciri pelaku sulit dijelaskan. Kesulitannya di situ," ujarnya. Di samping itu, lanjut dia, pelaku pecah kaca bersifat musiman. Artinya, mereka beraksi tanpa melihat waktu tertentu. Lokasi incaran juga berpindah-pindah. "Mereka sangat licin," lanjutnya. Biasanya pelaku-pelaku tersebut beraksi tiap 2-3 bulan sekali. Karena itu, polisi asal Medan tersebut memberikan atensi khusus terhadap kasus pecah kaca. Kring reserse juga digalakkan, baik di Polrestabes maupun Polsek Jajaran. "Informan-informan kami sebar," tuturnya. Di sisi lain, Kanitresmob Polrestabes Surabaya AKP Agung Pribadi memaparkan, pelaku pecah kaca biasanya beraksi secara berkelompok. Dia meyakini bahwa para pelaku merupakan sindikat lintas kota yang kerap berpindah-pindah saat beroperasi. "Diperlukan kejelian. Sebab, kejahatan seperti itu kambuhan. Kadang ada, kadang hilang," paparnya. Saat ini polisi memetakan kelompok-kelompok yang bermain dengan modus pecah kaca tersebut. Namun, berdasar hasil analisis, pelaku biasanya berasal dari luar Jawa. (rid/c16/git/flo/jpnn)
  • Bagikan