Polisi Kejar Terus Motif Tragedi Sabu
KOLAKAPOS, Kupang--Kapolda NTT, Brigjen Pol E. Widyo Sunaryo mengatakan, polisi tidak pernah berhenti mengusut motif tragedi berdarah di Sabu Raijua. Sejauh ini, polisi sudah menemukan identitas dan asal pelaku, yakni Irwansyah. Dia terindentifikasi lahir di Bekasi, 28 Mei 1984, dan merupakan warga Kampung Tedurena, RT 04/RW 02, Kelurahan Harjamjukti, Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat. “Hingga kini, kami terus berusaha untuk mengetahui motif yang melatarbelakangi Irwansyah melakukan penyerangan dan penganiayaan dengan senjata tajam terhadap tujuh siswa kelas V SDN 1 Seba, Kecamatan Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua (Sarai),”tegas Kapolda, Kamis. Menyangkut motif pelaku, Kapolda katakan kalau pelaku masih hidup, mungkin sangat mudah bagi pihaknya untuk mendapatkan motif. Namun karena pelaku sudah meninggal dunia, sehingga pihaknya terus mengumpulkan keterangan-keterangan dari para saksi yang ada di Sabu Raijua. “Mudah-mudahan dari keterangan saksi-saksi tersebut dan juga dari saudara atau kerabat dari keluarga pelaku, kami bisa menemukan atau menyimpulkan apa motif yang merupakan latar belakang tindakan pelaku,”kata Kapolda, di Kupang. Menurut dia, pihaknya juga terus menghubungi keluarga pelaku, termasuk berkomunikasi dengan pihak Asuransi Takaful di Mampang, Jakarta Selatan, yang adalah tempat tersangka pernah bekerja. “Kami juga sudah berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya dan sedang menunggu hasilnya,”kata jendral bintang satu itu. Polda NTT juga sudah menghubungi pihak keluarga untuk proses menyerahan jenazah ke keluarga. “Keluarga sudah menjawab bahwa mereka akan kemari (Kupang) untuk menengok jenazah pelaku. Nanti kami akan pastikan apakah jenazah mau dibawa pulang ke Depok atau dimakamkan di sini. Kita tunggu kepastian dari keluarga,”katanya. Kapolda juga membeberkan tentang kepribadian pelaku yang oleh keterangan sejumlah pihak adalah sosok pendiam dan susah bersosialisasi dengan orang sekitar. “Bahkan informasi yang kami dapat di Sabu, anak ini (pelaku) selama kontrak di sana juga tertutup. Sangat tertutup. Bahkan saat tuan rumah mengadakan hajatan, dia tidak mau keluar dan tetap di kamar terus. Ini yang harus kami dalami mengapa seperti itu,”beber Kapolda. Kapolda juga membenarkan informasi yang menyebutkan kalau pelaku datang ke Sabu Raijua bukan sebagai pedagang. Pelaku sempat mendatangi beberapa sekolah untuk melamar pekerjaan tetapi ditolak karena menurut informasi, bidang ilmunya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan di sana. Terkait tewasnya pelaku, Kapolda katakan pihaknya masih menunggu situasi di Sarai benar-benar kondusif untuk selanjutnya melakukan tindakan penyelidikan terhadap kematian pelaku karena juga merupakan pelanggaran hukum. “Kami sekarang masih fokus untuk mengembalikan situasi aman di Sabu Raijua,”kata Kapolda. Sementara tujuh siswa SDN 1 Seba yang menjadi korban penganiayaan Irwansyah sudah dizinkan pulang ke rumah oleh pihak Puskesmas Menia. Para korban sudah dalam kondisi stabil dan akan menjalani masa penyembuhan. Luka sobek pada bagian wajah, leher dan tangan para korban sudah berangsur membaik. (timorxpres/fajar)