Naskah Sejarah Konawe Diprotes–Dua Anggota DPRD Tinggalkan Upacara HUT Konawe

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Unaaha--Upacara peringatan HUT Konawe ke 57 yang harusnya khidmat, diwarnai dengan aksi walkout dua anggota DPRD. Keduanya memilih meninggalkan upacara saat sedang berlangsung karena tidak terima dengan naskah sejarah Konawe yang dinilai cacat. Ginal Sambari dan Deny Sainal Ahuddin, dua anggota DPRD tersebut marah saat naskah sejarah perjuangan kerajaan Konawe dibacakan, terdapat sejumlah nama pahlawan kerajaan Konawe yang tidak disebutkan. Ginal Sambari yang juga merupakan ketua Badan Kehormatan DPRD Konawe ini, mengaku lebih kecewa lagi karena dia salah satu penyusun naskah yang dibacakan tersebut, namun ternyata banyak nama yang tidak disebut. "Saya Bintaranya Konawe, saya tidak senang begini, ini masyarakat Konawe marah-marah tidak disebutkan nama-namanya (nama garis keturunan atau fam, red). Sapati i Ranome'eto, Sabandara i Walatoma, Inowa i Asaki, Ponggawa i Tongauna kemudian ada Kowati i Anggoto, Tusawuta i Kasipute, Kotubitara i Wonggeduku, Dungguano Totoku Wuta Konawe i Dunggua, i Nesinumo Wutambinotiso itu pengganti raja, itu tidak disebutkan," tegasnya. Bentuk protesnya, Ginal merusak lembaran naskah yang ada ditangannya. Ia menganggap naskah tersebut melecehkan budaya kerajaan Konawe. Ditambah lagi, hasil kerja DPRD selama ini dalam merumus buku sejarah Konawe yang dicuplik dalam naskah, sama sekali tidak dihargai. "Ini (buku) melalui perumusan dan kajian. Ini buku saya robek-robek di depan. Mereka hanya menyebut keturunan pejabat Konawe hanya di tempatnya nenek-neneknya. Latoma tidak ada, Sanggona tidak ada, Tudaone tidak disebutkan. padahal ini dasarnya ada daftar pustaka di belakang bukunya," terang Ginal. Selain dua anggota DPRD tersebut, seorang PNS lingkup pemkab Konawe yang bermarga Tohamba, juga memprotes keras pembacaan naskah tersebut. Menurutnya, marga Tohamba merupakan tokoh penting di Konawe karena merupakan pengganti raja Lakidende saat mangkat. "Hanya saya yang pake fam (marga) Tohamba di Abuki. Kenapa hanya nama neneknya mereka saja yang disebut" ungkapnya sambil memukul dada tanda protesnya terhadap naskah sejarah Konawe yang dibacakan saat upacara. (m4/b)
  • Bagikan