Kapan Vale Bangun Pabrik?
KOLAKAPOS, Kolaka--Sudah puluhan tahun PT.Vale menguasai lahan di Kolaka dengan janji membangun pabrik pengolahan nikel. Tapi, sampai saat ini, janji tersebut masih sebatas mimpi.
DPRD Kolaka sudah tidak mau lagi dininabobokan, karenanya anggota komisi III DPRD Kolaka, Hasbi Mustafa menagih janji PT.Vale. Perusahaan asal Brazil tersebut iminta untuk segera merealisasikan janjinya. Apalagi segala kemudahan untuk membangun pabrik telah diberikan oleh Pemkab Kolaka, namun sampai saat ini tidak ada progress yang nampak dari janji tersebut. "Mana janjinya?, ini harus diselesaikan, hingga sekarang belum ada progressnya," terangnya.
Dalam waktu dekat ini ujar legislator Hanura itu, akan bertandang ke dinas Pertambangan Sultra untuk membicarakan masalah PT. Vale tersebut. "Sekarang kan dinas Pertambangan sudah tidak ada di Kabupaten, masalah pertambangan sudah gawean provinsi, makanya dalam waktu dekat ini kami akan menemui dinas Pertambangan Sultra terkait kejelasan PT. Vale ini," ujarnya.
Hasbi juga mengatakan bahwa sebaiknya izin Kontrak Karya PT. Vale diubah menjadi seperti Freeport yakni Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Sebab, IUPK mengikuti aturan perpajakan yang berlaku di Indoensia sehingga pendapatan negara dan daerah akan lebih besar. "Lalu soal kewajiban mendirikan pabrik tetap harus direalisasikan, selain itu kita juga mendorong agar Vale juga sebaiknya diubah menjadi IUPK, sebab sekian tahun ini lahannya hanya ditinggal saja di Kab. Kolaka, kita tidak mendapatkan apa-apa dari situ," ujarya.
Dia mengatakan bahwa hal itu akan dikomunikasikan oleh komisi III kepada dinas Pertambangan sultra dan akan dibawa ke pusat. "Selain janjinya mendirikan pabrik, kita juga akan teruskan sampai kepusat terkait usulan KKnya diubah menjadi IUPK,"ujarnya.
Desakan merealisasikan pembangunan pabrik pengolahan juga disuarakan oleh masyarakat Kecamatan Baula. "Kami sudah bosan dijanji, kalau bisa sesegra mungkin, masa kita hanya dijadikan penjaga lahan, kalau tidak kami akan menduduki lahan tersebut untuk dijadikan kebun saja," ungkap Kamal, warga Baula. (cr4/b)