Proyek Air Bersih Konawe Dimainkan Kontraktor
KOLAKAPOS, Unaaha--Program air bersih dan pipaniasi Konawe yang digagas bupati Konawe Kerry Konggoasa ternyata tidak sepenuhnya berhasil. Di desa desa Baruga, Tawartebota dan kelurahan Uepai, pipanisasi yang telah diserahterimakan oleh Pejabat Pelaksana Teknis kegiatan (PPTK), gagal. Meski pipa sudah tersambung ke rumah 200an warga, namun belum sekalipun warga merasakan aliran air dari pipanisasi tersebut.
Sambungan pipa sepanjang 900 meter dan menelan anggaran APBD 2016 sekitar Rp900 jutaan itu diduga dikerja asal-asalan oleh kontraktor. Indikasinya, banyak bagian dari pipanisasi tersebut yang sudah rusak, padahal baru belum beberapa bulan diserahterimakan. Kabid hukum Projo Konawe, Abiding Slamet bahkan menuding kontraktor seakan hanya mementingkan keuntungan belaka.
Dia mengungkapkan, pengerjaan pipanisasi di tiga tempat tersebut terlihat sangat rentan karena menyalahi mekanisme. Instalasi pipa dan kedalaman pipa saat ditanam, dibawah standar. "Mekanisme perpipaan itu, harusnya saat pipa ditanam, dasarnya itu harus ada pasir urug terlebih dahulu, kemudian pipa dan pasir urug lagi, lalu tanah sebagai penimbun atasnya. Namun disana (desa Baruga, Tawartebota dan kelurahan Uepai, red) kontraktornya tidak demikian. Terbukti baru beberapa bulan di PHO, pipa-pipa tersebut sudah banyak yang rusak akibat terlindas alat berat, ditambah lagi kedalaman pipa juga tidak sesuai mekanisme perpipaan. Kedalaman harus sesuai, seharusnya 80 sentimeter, itu sudah standar," terang Abiding.
Dia melanjutkan masalah tersebut sudah pernah disampaikan ke dinas PU, melalui satuan kerja cipta karya. Namun karena tidak pernah berhasil menemui Kepala Bidang cipta karya, diapun menyampaikan laporannya ke pengawas tehnik PPTK pekerjaan tersebut. Namun, bukanya solusi yang diterima, Abiding menilai tidak ada itikad baik dari pengawas teknik tersebut. "Kebetulan rumahnya (pengawas, red) di Ameroro. Saat saya kesana, dia bilang saya datang marah-marah. Dia juga bilang kalau pekerjaan itu sudah sesuai mekanisme, dan menyuruh untuk bertemu Kabid Cipta Karya," sungutnya.
Karena tidak berhasil memediasi masalah tersebut, ia tidak heran jika suatu nanti warga penerima pipanisasi akan menolak hasil kerja kontraktor. Pasalnya, keluhan mereka soal air tidak dapat dipenuhi oleh proyek pipanisasi Pemkab Konawe. "Warga bilang, untuk apa ada pipa di depan rumah kalau airnya tidak mengalir. Rencanaya kita (warga dan Pemkab Konawe) akan bongkar ini pipa, kita sampaikan juga ke mereka (kontraktor dan pengawas), tidak ada respon," cetusnya.
Cukup disesalkan kata Abiding. Sebab, program pipansiasi dan air bersih tersebut merupakan salah satu dari lima program unggulan bupati Kery Konggoasa. Namun karena dikerja asal-asalan, proyek tersebut hanya dijadikan lahan keuntungan kontraktor. "Kalau program air bersih ini hanya memperkaya kontraktor, berarti ini bukan program yang cocok untuk masyarakat. Saya duga ada permainan antara kontraktor dengan pengawasnya karena telah diserahterimakan. Meskipun rusak, tetap saja mereka tidak perbaiki padahal ada anggaran pemeliharaannya," tutup Abiding. (m4/b)