Jalur Pendakian ke Gunung Mekongga Ditutup
KOLAKAPOS, Kolaka--Pristiwa kematian dua pendaki, Edy Mulyadi dan Laode Fitra di gunung Mekongga beberapa waktu lalu, mulai terungkap. Salah seorang pendaki gunung Mekongga yang selamat dari pendakian maut yang merenggut dua temannya di Gunung Mekongga Kabupaten Kolaka Utara, Khaerat Umayyah Sa'id mengungkapkan, saat turun dari puncak gununglah salah satu korban bernama Edy Mulyadi memang sudah kelelahan dan tidak bisa berjalan lagi.
Dia juga menceritakan, saat di puncak memang cuaca tidak bersahabat karena berkabut dan disertai hujan. "Waktu itu kita sudah tiba dipuncak hari Rabu memang berkabut,lalu saat turun kita tiga orang turun, yang tiga teman termasuk Edy sudah duluan turun, ditengah perjalanan turun Antara pos delapan dengan tujuh saya ketemu Edy Mulyadi, dia bilang sudah tidak bisa jalan," jelas Khaerat yang ditemui kemarin saat masih dirawat di Puskesmas Wawo Kecamatan Wawo Kolaka Utara.
Dia menceritakan saat bertemu almarhum Edi waktu itu sudah kelelahan dan tidak berjalan, sehingga dirinya berusaha menyemangatinya untuk bertahan dan berjalan.Namun menurut ceritanya Edy sudah sama sekali tidak bisa bergerak, dan disaat itulah seorang rekannya yang juga menjadi korban meninggal yaitu Toto alias Laode Fitra datang memberikan instruksi agar dirinya dan rekannya yang lain untuk turun ke camp atau meminta pertolongan ke warga.
"Dia bilang Edy sudah tidak bisami jalan. Tapi kita paksa paksami jalan tapi tidak bisakah bergerak sama sekali, kemudian datang Toto (Laode Fitra) yang duluan turun tadi, dia bilang duluanmi turun ke camp di pos 6, kalau bisa turun sampai di kampung minta warga tolong kita, jadi yang temani Edy itu hanya Toto saja," terangnya.
Khaerat juga menceritakan bahwa saat turun gunung menuju camp pos 6 bersama rekannya Laode Mufassir yang merupakan korban selamat, mereka kelelahan dan tidak bisa menjangkau camp, sehingga mereka bermalam di tengah hutan antara pos 7 dan Pos 6."Jadi tinggal Edi dan Toto berduaji, lalu saya sama Ufan (Laode Mufassir) turun pelan pelan, itupun kita bermalam dijalan antara pos 7 dan pos 6 karena Ufan sudah tidak bisa juga jalan, besoknyapi baru bisa tiba di camp, lalu itu teman teman adami turun melapor, " terangnya.
Kesaksian korban saat turun gunung dengan kondisi cuaca buruk memang sempat terekam kamera salah satu korban. Video pendakian maut mereka bahkan sudah beredar di media sosial.
Dalam video tersebut digambarkan bagaimana mereka menggapai puncak gunung tertinggi di Sulawesi Tenggara tersebut saat kondisi cuaca buruk.
Sementara itu salah satu tim SAR yang enggan disebutkan namanya mengatakan saat menemukan kedua korban yang meninggal, keduanya berjarak sekitar 50 meteran."Satunya itu sudah terbaring sudah tertutup kepalanya, satunya lagi tersandar di pohon, jaraknya sekitar 50 meter," terangnya.
Sementara itu menurut Kepala Desa Tinukari, Abdu Rahman, saat ini dirinya memutuskan sementara jalur pendakian ke gunung Mekongga ditutup. Dia juga menegaskan bahwa pihaknya akan membentuk lembaga untuk memantau dan mengawasi setiap pendaki yang masuk di desanya."Kita tutup sementara, tidak ada dulu pendakian, saya akan bentuk lembaga dulu khusu untuk pengawasan pendaki yang datang," terangnya.
Dia juga mengatakan bahwa ke depan dia tidak kan memberi izin kepada para pendaki yang tidak memiliki rekomendasi dan pemberitahuan kepada polisi dan Basarnas." Saya tidak izinkan mendaki nanti kalau tidak ada rekomendasi baik dari polisi atau Basarnas, " tegasnya.
Dia juga berharap kepada para pendaki yang akan mendaki melalui jalur di desanya untuk mempersiapkan perlengkapan dan perbekalan sebaik mungkin saat mendaki. (cr4/b)