Pungli di Ruang Staf TU RSUD Muna Mencapai Rp 2,6Juta

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Raha--Masih ingat pemberitaan terkait dugaan adanya pratek pungutan liar (pungli) pengurusan pengesahan SK Honorer yang terjadi diruang staf Tata Usaha (TU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muna dipenghujung Maret lalu? Rupanya, dugaan pungli tersebut hingga saat ini Rabu, (3/5) terus didalami oleh Direktur RSUD Muna dokter Tutut Purwanto. Alhasil, Direktur rumah sakit menemukan uang hasil pungli dengan total Rp2,6juta diruang tersebut. Menurut dokter Tutut sapaan akrab Direktur RSUD Muna ini, untuk sementara pelaku pungli ada empat orang, namun pemeriksaan ditubuh bawahannya itu tetap didalami lantaran Ia mensinyalir masih ada pelaku tambahan. " Untuk sementara masih Dua Juta Enam Ratusan. (Rp2,6juta). Kalau yang langsung kemarin, sekitar tiga atau empat. Tapi, saya curiga ada yang di balik layar. Jadi masih kita usut. Dalami kemana aliran itu sebetulnya," ungkap dokter Tutut pada Kolaka Pos saat di jumpai diruang kerjanya Rabu, (3/5) siang. Kata pria berkacamata ini, uang hasil pungli itu, seluruhnya akan dikembalikan kepada korbannya (Honorer RSUD Muna yang menjadi korban pungli.Red). "Mau tidak mau secara moril kita harus berusaha mengembalikan uang itu ke adik-adik itu," katanya. Sedangkan untuk pelaku pungli sendiri kata dia hanya diberikan kosekwesi ringan yakni oknum pelaku tersebut dipindah tugaskan. "Paling roling, tidak melayani di depan, tapi dibelakang dan tidak berurusan langsung dengan pasien," katanya Sebagai pertanggung jawaban rumah sakit ke publik lantaran ulah memalukan oknum pegawai RSUD Muna yang melakukan pungli, pihak rumah sakit kata dokter Tutut akan mengundang Wartawan saat pihaknya melakukan pengembalian uang hasil pungli itu. "Nanti setelah pengembalian, kita tunjukan kepada pers juga. Karena itu sebagai wadah buat kita untuk menyampaikan ke masyarakat," ucapnya Lantas, kapan proses tersebut akan dilakukan pihak RSUD Muna? dokter Tutut berjanji secepatnya. Sebab kata dia saat melakukan investigasi, beberapa korban masih ragu-ragu memberikan keterangan padanya. "Sesegera mungkin. Karena pada saat kita investigasi juga, yang memberi juga ragu2. Ini masih kita persuasif juga kemeraka, agar terungkap sampai ke akar-akarnya. Sehingga tidak terjadi di kemudian hari," terangnya. (m1/b/hen)
  • Bagikan