Menjelang PSU Bombana, Polisi Diminta Netral
KOLAKAPOS, Rumbia--Intisitas politik menjelang PSU di kabupaten bombana pasca keputusan MK 26/4,sudah mulai memanas,bukan hanya tim pemenangan paslon bahkan oknum kepolisian ikut terlibat dalam politik.
SD (55) tahun warga desa Lantari yang berprofesi petani itu mengaku bahwa dirinya beserta anaknya sudah pernah kedatangan oknum polisi dengan pakaian seragam lengkap,kedatangan oknum itu sekitar jam 5 sore. Menurut SD kedatangannya tidak lain untuk mengajak SD bersama keluarga mendukung salah satu paslon bupati dan wakil bupati.
"Kata oknum aparat itu,kalau paslon bupati dan wakil bupati memberikan 100 ribu untuk perkepala,maka rivalnya akan memberikan lebih dari itu,"ungkap SD pada awak media,Sabtu (6/5) di Desa Lantari.
Mengenai siapa oknum polisi itu,kata SD dirinya tidak mengetahui siapa itu"saya juga baru lihat oknum aparat itu,namanya saya tidak tau,dia berseragam lengkap,"ungkap SD.
Hal senada juga dirasakan oleh warga yang sama yakni SB (32) tahun. Ia menceritakan bahwa pernah kedatangan oknum aparat penegak hukum,awalnya membeli rokok,disela itu,dia (oknum polisi) mengajak untuk mendukung salah satu paslon.
"Saya memiliki warung jualan,oknum itu singgah dan membeli rokok. Disela waktu membeli itu, dia mengajak untuk mendukung salah satu paslon. Dia bilang ke saya, tolong di bantu yah," ungkapnya.
Kedua warga itu, mengaku kaget atas keluarnya pesan ajakan itu. Mereka pun cuma mengangguk-angguk alias sekedar menghargai karena si pengajak adalah seorang oknum yang berseragam. Meski begitu, mereka pun mengaku heran. Selain karena si penyampai pesan yang tidak lazim, juga keduanya sudah punya pilihan di PSU nanti.
Sementara itu salah satu aparat desa Lemo yang tidak ingin namanya di korankan mengatakan pula,bahwa kehadiran oknum aparat penegak hukum di wilayahnya sangat mengejutkan pasalnya patroli selalu saja dilakukan tengah malam,sehingga menganggu ketenangan warga.
"Mereka patroli tengah malam pak,knalpotnya bogar karena bunyinya sangat keras,warga terusik akibat bunyinya itu,"ungkapnya.
Lanjutnya,kalau ini untuk pengamanan menjelang PSU,sudah terlalu dini,sebab sampai sekarang KPU RI maupun KPUD Bombana belum menetapkan kapan pelaksanaan PSU itu,"pilkada 15 Februari lalu,satu minggu sebelum hari pencoblosan aparat keamanan sudah ada. Kini belum ditau kapan PSU,sudah buat resah warga akibat knalpot motor yang bising itu,"ungkapnya.
Sementara itu ketua tim pemenangan paslon Tafdil dan Johan Salim jargon BERTAHAN,Abustam saat dihubungi lewat telepon,minggu (7/5) membenarkan aduan masyarakat terkait keterlibatan kepolisian menjelang PSU di desa Lantari.
Lanjutnya,aduan tersebut berupa ajakan untuk mendukung paslon lainnya,"saya baru dapat laporan itu,"tentu mengenai hal itu Abustam yang juga selaku anggota DPRD provinsi Sultra politisi partai Gerindra sangat menyayangkan sikap keterlibatan kepolisian dalam politik. Sebab sudah jelas dalam UU dan Peraturan penyelenggaraan pemilu,bahwa kepolisian dilarang ikut serta dalam politik dan harus bersikap tegas dan netral.
Bila itu terjadi kata Abustam terlebih dahulu tim akan mengumpulkan fakta-fakta dan bukti setelah itu kami akan mengambil langkah hukum maupun politisi dan tindakan strategis,
Saat dikonfirmasi mengenai masalah keterlibatan kepolisian menjelang PSU kata Kapolres Bombana AKBP Bestari Harahap lewat telepon mengatakan bahwa itu tidak benar. Hal tersebut sudah dibuktikan berdasarkan hasil pemeriksaan Irwasda dan propam polda,berdasarkan pemeriksaan tidak ada satupun bukti keterlibatan kepolisian dalam masalah ini.
"Itu hanya isu saja untuk memanas-manaskan saja situasi menjelang PSU dan isu ini bukan yang pertama kali,"ringkas perwira dua bunga melati itu (K6/b/hen)