Usai Salat, Kepala Desa Dibacok Hingga Tewas

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Jakarta--Pembunuhan keji terjadi di Desa Karang Gayam, Kecamatan Blega, Bangkalan. Kepala desa (Kades) bernama H.Dhofir (43) tewas dibacok dua pria. Korban tewas dibacok usai melaksanakan salat zuhur. Diberitakan Radar Madura Jawa Pos, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 12.00. Siang itu, H Dhofir melaksanakan salat zuhur di sebuah musala sebelah timur SPBU Blega. Usai salat, korban langsung keluar menuju sebuah warung di depan musala. Tak berselang lama, dia dihampiri dua orang yang mengendarai sepeda motor. Tiba-tiba orang yang membonceng di belakang turun dan langsung membacok berulang-ulang sang kades menggunakan senjata tajam. Bacokan itu membuat korban mengalami luka cukup serius. Perut korban robek sepanjang 20 sentimeter. Akibatnya, usus korban terburai. Kepala belakang juga robek sepanjang 15 sentimeter dan luka sepanjang 17 sentimeter di dada kanan. Luka robek juga menganga di pergelangan tangan kiri sepanjang sepuluh sentimeter. Tidak hanya itu, tiga jari tangan kanan putus. Saat itu korban masih bisa bangun. Dia kembali masuk musala. Beberapa saat kemudian keluar lagi. Sementara dua orang pelaku melarikan diri. Setelah itu, warga sekitar berdatangan memberi pertolongan. Korban langsung dilarikan ke Puskesmas Blega. Namun nyawa korban tidak tertolong. Sekitar pukul 13.10 jenazah dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan di tempat pemakaman umum (TPU) desa setempat. Hari itu juga aparat kepolisian berhasil mendeteksi orang yang diduga sebagai pelaku. Mereka adalah kakak beradik Zulton dan Mohammad Mahdi Muzekki. Petugas baru menangkap Mohammad Mahdi Muzekki. Dia diringkus di Desa Gigir, Kecamatan Blega. Sementara Zulton masih lolos dari sergapan polisi. ”Satu pelaku sudah kami amankan. Kami masih buru pelaku lain,” terang Kapolsek Blega AKP Hartanta. Hartanta mengatakan, motif pelaku melakukan penganiayaan diduga karena dendam saat pelaksanaan pemilihan kepala desa (pilkades). Pada pemilihan itu H Dhofir keluar sebagai pemenang yang bersaing dengan H Riadi, orang tua pelaku. ”Dugaan awal motifnya lantaran pilkades,” tandasnya. (fajar)
  • Bagikan