Tim Keamanan Pangan Sidak Pasar Tradisional, Kenaikan Harga Dianggap Masih Normal
KOLAKA POS, Makassar -- Tim terpadu Keamanan Pangan Pemerintah Kota Makassar melakukan inspeksi mendadak di pasar tradisional Sentral Makassar dan pasar modern Gelael, Senin (15/5). Tim terpadu ini terdiri dari sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemkot Makassar.
Antara lain Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Makassar bersama Dinas Perdagangan Daerah (Disperindag), Dinas Pengendalian Pangan (DP2), Dinas Peternakan dan Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM).
Sidak yang digelar sebagai wujud komitmen Pemkot Makassar menjamin dan mengantisipasi kenaikan harga. Selain itu, sidah juga untuk memberikan jaminan layak konsumsi sejumlah bahan pokok yang ditengarai mengandung zat berbahaya khususnya saat memasuki Bulan Ramadan nanti.
Kepala DKP Kota Makassar, Sri Sulsilawati, menyampaikan jika hasil sidak kali ini menyasar pasar tradisonal dan pasar modern yang ada di Kota Makassar.
"Inspeksi ini bertujuan untuk menjamin kualitas bahan pangan yang aman dan bebas dari kandungan zat berbahaya, seperti Pestisida Boraks, Formalin dan zat lainnya. Sidak terhadap bahan pangan di pasar-pasar tradisional seperti ini memang sudah menjadi agenda rutin terutama menjelang Bulan Ramadan," jelasnya.
Sri mengingatkan masyarakat selektif dalam memilih bahan pangan yang aman dan bebas dari kandungan zat berbahaya. Sementara itu, terkait harga, menurut Sri masih dalam kategori stabil.
"Kenaikan harga, masih terbilang normal. Sebab, asal bahan pangan juga turut menentukan kisaran harganya," ujarnya di lokasi sidak Pasar Sentral Makassar.
Dalam sidak yang dilaksanakan di Pasar Sentral, petugas mendapati daging sapi impor asal India yang dinilai sudah tidak layak konsumsi. Sehingga tim terpadu, hanya melakukan teguran langsung dan selanjutnya berkoordinasi dengan Kepala Pasar Sentral untuk melakukan pemanggilan dan membina penjual daging bersangkutan. "Tadi tim menemukan daging impor yang sebenarnya sudah tidak boleh dijual, sebab dagingnya sudah berbau. Daging impor itu kan harusnya dalam bentuk beku seperti yang dijual di swalayan, jadi dijualnya juga harus dalam bentuk beku juga. Beda dengan daging lokal yang dibeli dari RPH dan dijualnya dalam keadaan segar," ujarnya. Selain menemukan daging yang tidak layak konsumsi, tim juga mendapati buah dan udang yang ditengarai sudah kedaluwarsa di gudang penyimpanan swalayan modern Gelael, Jl Sultan Hasanuddin. "Kita akan langsung musnahkan dan udang yang diduga mengandung formalin, diambil sampelnya untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium. Kita mau masyarakat memasuki bulan Ramadan nanti, mereka bisa mengonsumsi makanan yang sehat. Inspeksi semacam ini akan kita lanjut juga pada di pasar-pasar lainnya," kuncinya. Manajer swalayan Gelael, Sampran mengaku, anggur berjamur yang ditemukan petugas tersebut memang tidak akan dijual oleh pihaknya. Sebab, buah yang masuk di swalayan tersebut diperiksa lebih dahulu. "Setelah kami periksa, ternyata tidak layak konsumsi kita minta supliernya untuk ambil kembali. Sehingga kita memang tidak pajang. Kita melakukan pemusnahan disini dua kali sebulan," terang Sampran. Pada sidak ini, Tim terpadu juga menurunkan mobil laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) untuk menguji langsung sampel bahan pangan yang dicurigai tidak layak konsumsi. (fajar)