116 Ribu Ton Garam Asal Australia Disita
KOLAKAPOS, Gresik--Polda Jawa Timur mengungkap dugaan praktik kartel yang dilakukan importer garam.
Polisi menggerebek gudang milik PT Garindo Sejahtera Abadi (GSA) kemarin di Jalan Mayjend Sungkono, Desa Segoromadu, Kecamatan Kebomas.
"Barang bukti yang kami amankan 116 ribu ton garam dari Australia," ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin.
Selain Machfud, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf, Kasdam V/Brawijaya Brigjen Agus Suhardi, dan Kapolres Gresik AKBP Boro Windu Danandito ikut dalam penggerebekan di gudang milik PT GSA.
Machfud menambahkan, dari hasil penyelidikan, garam impor tersebut semestinya dipasarkan untuk industri.
"Tetapi diolah sendiri, lalu dipasarkan untuk garam rumah tangga," tuturnya.
Manajemen ditengarai melakukan kartel garam sehingga mengancam industri garam lokal.
Sumber di kepolisian menyebutkan, manajemen perusahaan itu mendapat izin impor garam sekitar setahun lalu.
Garam impor asal Australia seharusnya didistribusikan untuk kepentingan industri. Hal tersebut merujuk pada dokumen impornya.
"Tapi, perusahaan tujuan distribusi garam ditengarai abal-abal,"kata sumber itu.
Garam jatah industri tersebut kemudian diolah dan dikemas dalam kantong plastik ukuran 1/4 kilogram untuk kebutuhan rumah tangga.
Dari 116 ribu ton garam impor, 83 ribu ton di antaranya sudah dikemas ulang dan siap dilempar ke pasaran.
"Di sinilah kartel yang diduga dilakukan manajemen. Mereka bisa memainkan harga," ucapnya.
Praktik tersebut tentu membuat manajemen mereguk untung.
"Karena harga garam rumah tangga lebih mahal daripada harga garam industri," lanjut sumber itu.
Amran mengapresiasi hasil ungkap Polda Jatim tersebut. Penggerebekan itu semakin menambah panjang daftar komoditas yang ditengarai disalahgunakan pengusaha untuk mengeruk keuntungan berlipat.
Di sisi lain, masyarakat semakin tercekik karena harga yang meroket.
"Cabai dikartel, tersangkanya empat orang. Bawang juga dikartel dengan tersangka tiga orang. Sekarang ini garam dikartel," paparnya.
Amran meminta Pemprov Jatim segera mencabut izin impor PT GSA. Pemerintah telah menegaskan, apabila ditemukan industri dan pengusaha yang menimbun dan menyalahgunakan izin, izin usahanya harus dicabut.
"Saya minta Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencabut izin operasional pabrik ini," tegasnya.
Sementara itu, Saifullah Yusuf menyatakan kesiapannya untuk menindaklanjuti temuan tersebut.
"Kami siap mencabut izin impor PT Garindo," tegas Gus Ipul, sapaan akrab Syaifullah Yusuf.
Pemprov mengapresiasi tugas aparat penegak hukum yang membongkar jaringan mafia pangan, termasuk garam.
Sebab, praktik curang dari jaringan tersebut bisa mengganggu kestabilan harga.
"Semoga harga sembako menjelang dan selama Ramadan bisa normal," pungkasnya. (yad/c15/fal/jpnn)