SYL Minta Daerah Buat Desk Pengendalian Harga
KOLAKAPOS, Makassar--Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo memimpin high level meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulsel di Ruang Rapat Pimpinan Lantai 2 Kantor Gubernur Sulsel.
Pertemuan tingkat tinggi itu melibatkan
Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta bupati dan wali kota se-Sulsel serta sejumlah distributor kebutuhan pokok di Sulsel.
Rapat yang dilaksanakan sehari jelang Ramadan ini dalam rangka memperkuat koordinasi dan meredam inflasi jelang Ramadhan dan Idul Fitri 1438 H atau tahun 2017.
Sekertaris Daerah Abdul Latief sebagai Ketua TPID mengatakan, high level meeting yang digelar merupakan forum tertinggi TPID dalam menjaga laju inflasi daerah agar tidak tinggi. Minimal dibawah laju inflasi nasional.
Saat ini, posisi inflasi Sulsel saat ini sebesar 4,16 persen sementara untuk skala nasional 4,17.
“Forum ini adalah forum tertinggi TPID. Untuk pengendalian harga ada beberapa hal yang telah dilakukan kerja sama dengan kabupaten /kota seperti mendukung pengendalian pangan, pengembangan pasar sesuai dengan potensi yang ada,” ucap Abdul Latif.
Dia menambahkan, ke depan akan dilakukan monitoring distribusi kebutuhan rakyat. Sementara kabupaten/kota diminta untuk memberikan data terkait ekonomi, khususnya harga kebutuhan pokok pada Komisi Pengawas dan Persaingan Usaha (KPPU).
Sementara itu Perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Makassar, Bambang Kusmiarso dalam laporan mengatakan perkembangan inflasi di Sulsel lebih rendah dibanding nasional.
“Kita ucapakan selamat atas pencapaian Sulsel. Bahwa dalam 10 tahun terakhir, inflasi Sulsel lim kali lebih rendah dari nasional,” beber Bambang.
Tahun 2016 penyumbang inflasi tertinggi adalah bandeng, bawang merah, beras dan bandeng.
“Hingga April 2017 inflasi nasional sebesar 4,17 sedangkan Sulsel 4, 16.” pungkasnya.
Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menegaskan, hingga saat ini, pertumbuhan ekonomi Sulsel dalam status sangat baik.
“Ekonomi Sulsel berada dalam zona hijau, ekonomi kita dalam kondisi sangat baik, hal tersebut diungkapkan oleh Sri Muliani,” sebut SYL.
Orang nomor satu di Sulsel itu mengemukakan, perputaran uang paling akseleratif di Indonesia ada di Sulsel.
Nilai tukar petani diatas 111 berarti kalau petani tanam 10 juta maka hasilnya akan naik 111 persen. Angka pengangguran menurun dan lapangan kerja terbuka lebar.
Data terkait pengangguran Sulsel hingga Februari tahun ini sebesar 4,77 persen. Lebih rendah dari nasional 5,33 persen
Syahrul juga mengklaim, selama sembilan tahun, Sulsel tidak pernah kekurangan gas.
“Jadi, kondisi ekonomi Sulsel sejauh ini sangat baik,” tegasnya.
Dia meminta kepada seluruh bupati/walikota melalui dinas terkait untuk membuat desk pengendalian harga kebutuhan pokok sekaligus menjadi tim pemantau pasokan sembako untuk masyarakat.
“Pulang dari sini, setiap kepala dinas daerah wajib membuat desk agar diketahui kebutuhan masyarakat. Jika ada persoalan ditemukan di lapangan, segera laporkan untuk diselesaikan secepatnya,” pungkas Syahrul.
Dia menambahkan, jika ditemukan kontraksi terhadap harga kebutuhan pokok diatas 10 persen, TPID akan turun melakukan pengendalian.(fajar)