Telan Anggaran Rp160 Miliar, Masjid 99 Kubah Tampung 13 Ribu Jamaah
KOLAKAPOS, Makassar--Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo telah meresmikan untuk pemancangan tiang pancang pertama masjid 99 kubah Center Point of Indonesia (CPI) dengan cara membunyikan sirine.
Diketahui, ada tiga area yang bisa digunakan jamaah di masjid 99 Kubah itu, yang bisa menampung sebanyak 13.075 jamaah, dengan rincian untuk ruang salat menampung 3.880 orang, mezzanine 1.005 orang, dan pelataran suci 8.190 orang
Kepala Dinas Sumber Daya Air, Cipta Karya dan Tata Ruang (DSDA-CKTR), Andi Darmawan Bintang menjelaskan, untuk tahap pertama pembangunan masjid untuk menggunakan APBD Pemprov Sulsel yakni kurang lebih sebesar Rp 60 miliar. Untuk total anggaran keseluruhannya sampai masjid tersebut selesai menelan anggaran Rp160 miliar.
"Untuk konstruksi Rp 57,8 miliar dan superviai, Rp 1,06 miliar. Yah kisaran Rp 60 miliar untuk tahap pertama. Dengan luas 2 hektar. Dan tidak kalah uniknya, marmernya khas dari Maros dan Pangkep. Untuk hasil kontraknya sampai bulan Oktober sampai November, untuk tahap pertama," katanya.
Darmawan menambahkan, jika konsep masjid tersebut ide murni dari Gubernur Sulsel, yang memiliki beberapa konsultan diantaranya, Walikota Bandung, Ridwan Kamil dan Walikota Makassar, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto.
Sementara itu, Gubenur Sulsel Syahrul Yasin Limpo menuturkan, masjid ini mempunyai keistimawaan karena namanya 99 kubah yang berarti Asmau Usna. Masjid ini menunjukkan kalau pemerintah Sulsel, terus bergerak karena harus lebih maju, lebih mandirian, dan modern yang memiliki visi kedepan, dan menjadi kekuatan bangsa Indonesia.
"Apa yang dilakukan hari ini merupakan perwujutan kesempurnaan yang hadir di Sulsel yang pertama menghadirkan niat suci kita atas nama Allah dan masjid ini menjadi bagian itu," ungkapnya.
Adanya reklamasi, kata Syahrul, di kawasan metro tanjung bunga dengan luas 62 hektar ini tidak lain hanya untuk rakyat. Menurutnya, semua negara, wilayah atau daerah ada reklamasinya, itu dibenarkan saja asalkan itu benar dan tidak ada milik pribadi. "Saya sudah melihat beberapa negara seperti Australia, Malaysia dan lain sebagainya, itu bagus jika reklamasi itu tetap hanya untuk rakyat, saya tidak mau ada di reklamasi ini milik perseorangan, saya tidak mau anak cucu kita tidak melihat matahari terbenam nanti, saya hanya berniat bagaimana anak cucu kita merasakan hasil kerja kita selama ini," kata Syahrul. Lanjut Syahrul, jika masjid tersebut selesai maka, masuk pada 30 masjid terbaik di dunia, dan 10 untuk di Indonesia. (fajar)