Puncak Arus Mudik Diperkirakan H-5

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Makassar--Dinas Perhubungan Sulsel sudah menggelar rapat dengan berbagai stakeholder terkait membicarakan soal angkutan lebaran untuk para pemudik. Menurut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Sulsel, Ilyas Iskandar, ada beberapa poin penting yang mencuat pada rapat tersebut. Salah satunya terkait tuslah atau kenaikan angkutan lebaran yang masuk batas toleransi atau yang diperbolehkan. Namun Ilyas mengemukakan, hingga saat ini, belum ada petunjuk teknis (Juknis) dari pusat terkait toleransi kenaikannya. Namun jika merujuk tahun lalu, juknis diturunkan pemerintah sekitar H-10 sebelum lebaran. Toleransi kenaikan tahun lalu adalah sekitar lima persen. Menurut dia, kenaikan tarif di Sulsel tak akan signifikan. Tapi, Dishub tetap mengantisipasi jika ada angkutan umum nakal yang mengambil kesempatan untuk mempermainkan harga. Dia melanjutkan, angkutan lebaran lebih jelasnya dibahas bersama kepolisian, hari ini. “Kita akan cek kondisinya. Dikoordinasikan kepolisian, balai, dan dishub kota untuk tentukan harinya,” kata Ilyas. Selain itu, kata Ilyas, pada H-7 mendatang, pihaknya akan melakukan remcek untuk mengetahui kelaikan beroperasi angkutan. Jika tidak laik jalan, dengan tegas ditahan ijinnya. Pihaknya juga sudah mulai mengantisipasi lonjakan pemudik dengan melakukan koordinasi pada pengusaha angkutan umum termasuk pihak Perum Damri. “Kami perkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada H-5 lebaran, ” ungkap Ilyas. Sementara itu, Kepala Bidang Angkutan Jalan Dishub Sulsel, Ilyas mengatakan, pemeriksaan sudah menjadi agenda tahunan. “Memang kita sudah merencanakan cek kondisi di lapangan. Segera dirapatkan,” kata dia. Sekretaris Organda Sulsel, Darwis Rahim juga mengatakan, toleransi kenaikan tiap tahun memang rata-rata lima persen. Namun, tahun ini belum dirapatkan. “Dua tiga hari ini, kita segera rapatkan bersama PO (perusahaan otobus),” kata dia. Darwis mencontohkan, tarif Makassar ke Palopo kini Rp150 ribu. Kategori busnya sudah non ekonomi. “Kalau bus-bus besar sekarang tidak ada lagi ekonomi. Kursinya sisa 42 unit dan bisa diatur,” ungkapnya. Sementara itu, Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu’mang, meminta Polda Sulsel untuk mengantisipasi arus mudik dengan menggunakan berbagai fasilitas kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan komersil. Hal itu disampaikan ketika memberikan sambutan pada acara Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Bidang Operasinal Tahun 2017 di Hotel Harper Makassar. Menurut mantan Ketua DPRD Sulawesi Selatan itu, yang paling rawan terjadi kecelakaan di jalan raya ketika masyarakat pulang kampung atau mudik, adalah pengguna kendaraan pribadi sepeda motor. Karena menurutnya jumlah pengguna kendaraan sepeda motor sangat banyak dan hampir semua masyarakat telah memiliki kendaraan roda dua tersebut. Bukan hanya itu, orang nomor dua Sulawesi Selatan itu berharap kepada pihak terkait untuk menertibkan pengguna jasa transportasi komersil kapal laut. Dia menegaskan bahwa yang penting diperhatikan jumlah kapasitas kapal laut agar tidak melebihi daya muatnya, dan hal ini harus diperhatikan pada saat penjualan tiket agar tidak menjual tiket baik online maupuan manual melebihi jumlah kapasitas daya muat kapal laut. Agus Arifin Nu’mang juga berharap pihak kepolisian memberikan jaminan keamanan kepada kendaraan pemasok bahan pangan, khususnya sembako sehingga tidak terjadi kekurangan pangan di berbagai tempat diakibatkan karena keterlambatan di perjalanan pada saat pendistribusi pangan kebeberapa lokasi tujuan. Berdasarkan kondisi sekarang, Agus Arifin Nu’mang menjamin bahwa kebutuhan pangan bagi masyarakat Sulawesi Selatan selama bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri Tahun 2017 cukup dan tersedia dengan harga yang terjangkau, seperti beras, daging, ayam dan lainnya. Menurutnya hanya bawang putih yang mengalami fluktuasi harga disebabkan karena tidak teraturnya pasokan. (fajar)
  • Bagikan