Kantor Imigrasi Makassar Berlakukan Pra Antrean–Jumlah Pemohon Paspor Membludak

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Makassar--Kantor Imigrasi Klas I Makasar Sulawesi Selatan memberlakukan pra antrean agar para pemohon paspor lebih tertib, dan mengatur suasana lebih kondusif dan rapi. Hal tersebut dilakukan karena jumlah pemohon paspor membludak setiap harinya. Kepala Sub Seksi Perizinan Kantor Imigrasi Klas I Makassar, Arisman Muhardi, menjelaskan, pendaftaran dimulai pukul 07.30 Wita. Namun, banyak orang yang sudah datang sejak subuh, meskipun tidak ada nomor antrian yang dibagikan saat itu. "Tidak ada pembagian nomor antrian malam-malam atau subuh hari. Kami membuka pendaftaran mulai pukul 07.30 Wita. Kalaupun ada orang yang datang subuh, kita tidak larang," kata Arisman diberitakan Rakyat Sulsel, Sabtu (22/7). Ia menjelaskan, pra antrean kepada pemohon paspor dilakukan untuk mengatur agar suasana lebih kondusif, rapi, dan tidak gaduh. Pihaknya pun membatasi pemohon antara 200 - 250 orang per hari. "Kami juga menyediakan tempat khusus bagi pemohon Lanjut Usia (Lansia) serta bayi, untuk memberikan kenyamanan saat mengurus paspor di kantor Imigrasi dan ULP," ujarnya. Mengenai jumlah penerbitan paspor setiap bulannya, kata Arisman, mencapai 6.000 orang. Bila dihitung sejak Januari -Juli 2017, diperkirakan mencapai 36 ribu orang. "Rata-rata pengurusan paspor untuk keperluan ibadah umrah di Tanah Suci," imbuhnya. Sementara, salah seorang pemohon paspor yang ditemui di Kantor Imigrasi Makassar, Zulfikar, mengaku sudah datang sejak pukul 09.00 Wita. Namun, loket nomor antrean sudah tutup dan diminta datang kembali keesokan harinya. "Nomor antrean yang dibagikan petugas sudah habis dan hanya dilayani perharinya sekitar 200 orang saja," tuturnya. Dirinya mengaku diberi tahu oleh pemohon paspor lain yang sudah menunggu sejak pukul 05.00 Wita agar datang lebih awal, mengingat jumlah pemohon terus bertambah tiap jamnya sebelum loket dibuka pukul 07.30 Wita. "Ada tadi ibu-ibu beri tahu saya kalau mau dapat nomor antrean, harus datang saat dini hari atau subuh menunggu pembagian nomor antrean. Ini keterlaluan, masa tidak ada cara lain hanya mendapatkan nomor harus datang subuh-subuh," kesal Zulfikar. (fajar)
  • Bagikan