Cegah Kanker Serviks, IRT di Mubar Diikutkan Seminar
KOLAKAPOS, Laworo--Mencegah terjadinya kanker serviks di Muna Barat (Mubar), Rumah Sakit Umum Daerah bersama BPJS dan Prodia menggelar seminar. Kegiatan yang dihadiri ratusan ibu rumah tangga (IRT) tersebut merupakan merupakan rangkaikan dalam peringatan HUT Mubar ke III.
Dr. Ruhwati Kadir, Sp.OG yang menangani kegiatan tersebut, mengaku seminar kesehatan tentang penyakit kanker servis dirangkaikan dengan pemeriksaan papsmers. "Motivasinya adalah dengan melihat banyaknya jumlah angka kematian pada wanita akibat kanker mulut rahim, maka perlunya diadakan seminar terhadap wanita bagaimana cara pencegahannya," ungkapnya.
Specialis kandung di RSUD Mubar ini juga menambahkan kalau kegiatan ini baru kali pertama diadakan dan dia berharap kesadaran pada wanita untuk menyikapinya. Kata dia, kegiatan semacam ini adalah untuk mendeteksi penyakit kanker servis sejak dini agar dapat ditangani secara lebih awal guna menurunkan angka kematian terhadap wanita.
"Selain seminar yang dilakukan hari ini (kemarin,red) kita juga edukasi. Dan untuk mengetahui diagnosa kanker serviks salah satunya dengan cara papsmer. Baru pertama kali diadakan di Mubar kerjasama dengn BPJS dan Prodia," jelasnya.
Dia menyebutkan kelebihannya kerjasama dengan BPJS adalah bagi wanita yang akan lakukan pemeriksaan itu menjadi beban BPJS. Karena kalau hanya menggunakan dana pribadi itu sangalah besar yakni bisa mencapai ratusan ribu rupiah.
"BPJS sangat membantu bagi masyarakat kurang mampu untuk memeriksakan dirinya,"jelasnya sembari berharap kepada wanita waspadai penyakit yang banyak menelan korban manusia ini dengan cara lakukan konsultasi. Karena penyakit kanker servis ini juga punya potensi sembuh asal diketahui lebih awal,"tuturnya.
Dari seminar hari ini, itu akan ditindaklanjuti sampaj ke prodia. "Kalau hasilnya positif ditemukan ada penyakit ini kita akan berikan eduksi teehadap pasien. Gejala penyakit kanker servis itu biasanya terjadi keputihan, terus nyeri saat senggama, pendaraan saat senggama. Memang biasanya wanita anggap ini bukan penyakit padahal ini adalah penyakit serius. Makanya kita edukasi. Kita upayakan jangan nanti fatal baru datang," tutupya. (ing)