BRT Rute Tamalanrea-Kampus Teknik Gowa Terkendala Halte
KOLAKAPOS, Makassar--Bus Rapid Transit (BRT) rute Kampus Unhas Tamalanrea-Kampus Teknik Unhas di Kabupaten Gowa sudah beroperasi sejak setahun lalu. Namun rute tersebut baru dilaunching Senin (30/10) lalu bersamaan dengan Kampanye Keselamatan Berkendara Dinas Perhubungan Sulsel di Kampus Teknik Gowa.
Rute untuk koridor tersebut melalui Kampus Teknik Gowa, Sekolah Tinggi Pertanian Gowa, Jalan HM Yasin Limpo, Kampus UIN Samata, Antang, Jalan Leimena, Jalan Perintis Kemerdekaan, STIMIK Dipanegara dan Kampus Unhas Tamalanrea.
General Manager (GM) Perum Damri, Ilyas Hariyanto menyebutkan, pihaknya menyiapkan empat armada. Hanya saja pihak masih kekurangan halte-halte untuk penumpang.
“Kendala kita adalah masih terbatasnya halte. Dari Leimena ke sini (Kampus Teknik Gowa) tak ada halte sepanjang jalan, kecuali di UIN Alauddin dan Perumahan Dosen Antang,” sebutnya.
Tarif yang ditetapkan untuk rute tersebut sebesar Rp8.000 dengan jam operasi mulai pukul 07.00 hingga 17.00.
Secara umum, di Mamminasata pengoperasian BRT terus mengalami kerugian. Bahkan beberapa Perum Damri selaku pengelola terpaksa menambah biaya operasional mereka.
Tercatat ada tiga koridor yang biaya operasionalnya tak bisa ditutupi dari pendapatan atau biaya tiket. Koridor tersebut adalah 2, 3 dan 4.
M Ilyas menambahkan, untuk koridor 2 yang melayani rute mal ke mal dan koridor 3 dari bandara ke Palangga Gowa pihaknya terpaksa menutupi Rp200 ribu biaya operasional satu unit bus perharinya.
Sementara koridor 4 yang melayani Makassar-Maros pihaknya mengalami kerugian Rp400 ribu per unit bus. Satu-satunya koridor yang memberikan keuntungan adalah rute kampus Unhas Tamalanrea ke Unhas Gowa.
“Kalau jumlah busnya tergantung perharinya berapa yang dioperasikan. Misalnya koridor 3 bisa sampai 8 bus,” katanya, usai peresmian koridor kampus, di Kampus Teknik Unhas Gowa.
Ke depan, katanya, pihaknya juga akan membuka koridor Takalar. Hanya saja rute ini juga masih menunggu persetujuan dari Pemkab Takalar. Sejauh ini sudah ada 39 halte yang dibangun sepanjang rute ini.
Dirinya berharap kedepannya ada subdisi dari pemerintah untuk menutupi kerugian yang dialami Damri. Terlebih dengan beroperasinya angkutan dalam jaringan (daring) atau online.
Sementara itu, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah Sulselbar, Benny Nurdin Yusuf mengakui selama ini pemerintah pusat tak memberikan subsidi ke Damri. Pihaknya akan berusaha tahun depan biaya tiket akan mendapatkan subsidi.
“Ke depannya harus disubsidi angkutan perkotaan. Sama dengan BRT di Jakarta disubsidi sekitar Rp8 triliun. Untuk besaran subsidi ini kita masih lakukan survei, agar biaya tiketnya lebih murah,” ungkapnya.
Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo usai launching juga menjelaskan, kehadiran angkutan online memberikan pilihan ke masyarakat moda transportasi yang bisa dipilih. Dirinya meminta Damri melakukan beberapa pembenahan. “Kalau dia rasakan BRT bisa ontime dan nyaman, ada AC dan pelayanan baik. Mereka akan simpan mobilnya dan pilih naik BRT,” tutupnya. (fajar)