Petani Jambu Mete di Mubar Gagal Panen
KOLAKAPOS, Laworo--Puluhan hektar jambu mete milik petani di Kecamatan Barangka Kabupaten Muna Barat Sulawesi Tenggara (Sultra) mengalami gagal panen. Hal itu diakibatkan musim yang yang tidak menentu.
Salah satu petani Jambu Mete La Ode Dhau mengatakan, kondisi seperti ini sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir. Untuk musim produksi tahun ini, bunga jambu mete rusak karena musim yang tidak menentu.
"Kami tidak tahu mau berbuat apa-apa lagi. Sebab, selama ini musim jambu mete selalu dinantikan untuk menambah penghasilan. Tapi untuk tahun ini tidak ada harapan sama sekali atau gagal panen. Ada juga satu dua pohon yang berbuah. Namun belum waktunya masa panen, buahnya langsung berwarna hitam, sehingga mengalami kerusakan atau gagal panen," ungkapnya.
Untuk itu katanya, akibat gagal produksi yang dialami oleh petani Jambu Mete setempat, mengakibatkan kerugian hingga ratusan juta rupiah. Selain itu, biaya yang dikeluarkan oleh para petani untuk memelihara Jambu Mete dalam hal ini membersihkan rumputnya tidak tertutupi.
"Ini terjadi bukan hanya pada saya. Namun beberapa warga lainnya juga. Makanya, saat ini kami hanya bisa pasrah dengan keadaan ini. Kami berharap tahun depan jambu mete kami bisa berproduksi dengan baik, serta hasil panen yang bisa memuaskan, jelasnya.
Sama halnya dengan Hamsah. Warga Kecamatan Wadaga ini menuturkan, pohon jambu mete miliknya dan warga sekitarnya sebenarnya berbunga. Namun ketika masih berbunga telah diguyur hujan, sehingga bunganya mengalami kehitaman dan gagal berbuah. Selain itu katanya, adapun kalau jambu mete masi berbuah, buah metenya berwarna kehitaman.
"Kejadian ini hampir terjadi diseluruh perkebunan jambu mete di Kabupaten Muna Barat. Ini bukan hanya terjadi di Kecamatan Wadaga. Di Kecamatan Lawa juga demikian. Begitu juga terjadi di Kabupaten Muna. Hal ini berdasarkan pengakuan beberapa keluarga saya yang berdomisil di Kabupaten Muna," ungkapnya kepada wartawan koran ini kemarin.
Hamsah lalu menuturkan, biasanya saat bulan Oktober hingga November, para petani jambu mete sudah mulai memanen dan menjualnya kepada para tengkulak yang setiap tahun selalu menampung hasil mente. Namun, akibat musim yang tidak menentu, banyak pohon yang tidak berbuah.
"Biasanya mulai agustus hingga awal tahun baru, mente sedang berbuah. Namun akibat musim yang tidak menemtu beberapa bulan ini, sehingga bunga mente jatuh dan hampir semua berwarna kehitaman sehingga tidak berbuah,” ujarnya.
Petani Jambu Mete setempat mengharapkan batuan dari pemerintah dalam hal ini pemberian bibit tanaman. Sehingga, para petani setempat selain menunggu waktu untuk masa produksi jambu mete tahun depan, bisa mengisi waktu dengan mengolah tanaman lainnya. (ing)