Kembalikan Kejayaan Kakao Melalui Program Revitalisasi
KOLAKAPOS, Lasusua -- Guna meningkatkan hasil produksi kakao di Kolaka Utara, yang setiap tahunnya mengalami penurunan produksi. Pemkab Kolut menggandeng tiga professor dari lembaga Agrokulture Universitas Hasanuddin (Unhas), yakni Profesor Juanda, Profesor Amir Yassi dan Profesor Yunus.
Meningktkan perekonomian masyarakat Kolut merupakan upaya pemerintah, untuk menjadikan Bumi Patampanua menjadi daera yang madani di Sultra itu bukan isapan jempol belaka. Secara bertahap pemerintahan Nur Rahman Umar-H.Abbas, mulai merealisasikan janji politiknya pada saat kempanye.
Tiga Professor yang ahli dalam pembudidayaan tanaman kakao ini, akan memberikan ilmunya pada petani agar masyarakat meningkatkan hasil produksi kakao yang selama ini hasilnya sangat minim.
Bupati Kolaka Utara Nur Rahman Umar menjelaskan, saat ini Kolut telah kehilangan dana sekitar Rp3.6 triliun yang berasal dari kakao, sehingga dengan program revitalisasi kakao ini mampu untuk mengembalikan dana tersebut di Bumi patampanua dan mensejahterakan masyarakat Kolaka Utara.
“Saya menginginkan dalam periode saya ini tahun pertama dan kedua ini, pendapatan masyarakat ini meningkat itu intinya dan fokuskan energi dan fikiran bersama-sama untuk mengisi dompet-dompet masyarakat 80 persen penghasilan masyarakat bersumber dari coklatnya, 43.000 hektar kebun kakao kita itu sudah tidak produktif lagi, jika dikalikan dengan harga kakao yag ada setiap tahunnya itu Rp3,6 triliun,” katanya.
Jika anggaran Rp3,6 triliun kembali di Kolaka Utara, maka perekonomian Kolut akan kembali seperti semula tidak ada lagi petani kakao susah untuk belanja kebutuhan sehari-hari.
“Apa yang sekarang menghidupi masyarakat hanya perputaran APBD, kalau APBD tidak ada maka akan terjadi kehancuran untuk kita, namun kedepanya kita tidak akan terpengaruh dengan APBD. Nantinya APBD kita harus lepaskan diri, bangkit dengan kekuatan dengan tenaga sendiri yakni meningkatkan ekonomi dasar," jelasnya.
Ia menambahkan, untuk mencapai visinya menjadi kabupaten madani harus ada keseimbangan antara pembangunan fisik, mental dan moral. "Dengan program revitalisasi kakao ini, membutuhkan waktu 24 bulan sehingga dibutuhkan tanaman sela untuk membantu kebutuhan masyarakat dan untuk menjadikan kabupaten kita ini menjadi kabupaten madani, dibutuhkan keseimbangan dalam pembangunan," tandasnya. (cr2/c)