Masih ABG Sudah jadi Otak Aksi Kejahatan

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Surabaya--Bocah ABG, inisial MU,15, sudah melakukan serangkaian aksi kejahatan di sejumlah kawasan Surabaya, Jatim. Saat beraksi, anak dibawah umur yang tinggal di Jalan Sidokapasan Gang V, Surabaya tersebut dibantu oleh tersangka lain yakni M. Taufik,25, warga Jalan Sidodadi Sambongan, Surabaya. Penangkapan MU dan Taufik dilakukan pada Sabtu (16/12). Keduanya ditangkap di Jalan Kertopaten usai merempas handphone (HP) milik korban, yakni Riska Fadilah, 26, warga Kapas Madya III B, Surabaya. Kedua pelaku merampas HP yang digenggam oleh korban yang saat itu mengendarai sepeda motor. Kapolsek Simokerto, Kompol Masdawati Saragih menjelaskan, dalam menjalankan aksinya MU dan Taufik biasa mencari sasaran dengan berkeliling berboncengan mengendarai sepeda motor. Targetnya adalah pengendara sepeda motor perempuan yang sedang memegang HP saat di jalan. Kemudian setelah menemukan target mereka membuntuti korban dengan mengendarai motor sarana yakni Suzuki Satria dengan nopol L 2821 RD. “Saat beraksi, kedua tersangka membagi tugas. MU adalah joki motor sedangkan Taufik merupakan eksekutor,” ungkap Kompol Masdawati. Meski hanya joki, namun menurut Masdawati, MU otak dari komplotan tersebut. Sebab dialah yang sering menentukan sasaran. Kemudian setelah menemukan target, MU pun segera memepet korban. Sedangkan Taufik bersiap untuk merampas hp korban. “Setelah berhasil, mereka langsung kabur,” terang Masdawati. Hanya saja pada saat merampas HP milik Riska, kedua tersangka mendapat perlawan dari korbannya. Sebab Riska sempat mengejar keduanya sambil berteriak maling. Teriakan inilah yang membuat warga dan anggota yang sedang melakukan patroli kemudian ikut mengejar mereka. “Mereka berhasil kami hentikan setelah motor mereka ditabrak anggota. Alahasil mereka tersungkur dan sempat dihajar oleh warga,” tambahnya. Aksi warga berhenti setelah polisi segera mengamankan keduanya. Setelah dilakukan pemeriksaan, kedua tersangka mengaku sudah melakukan aksinya sebanyak tiga kali. Dari ketiga aksinya, semua korbannya adalah perempuan. Namun setelah diperiksa terpisah, Taufik juga mengakui bahwa selain bersama MU, ia juga sudah beraksi dua kali. “Hanya saja tersangka beraksi sendirian. Namun karena terlalu berisiko, pelaku mengajak tersangka MU yang memiliki sepeda motor,” tandas perwira menengah dengan satu melati di pundaknya itu. Kepada polisi Taufik mengaku HP hasil rampasannya biasa dijual di sebuah konter di kawasan Jalan Sidonipah. Biasanya HP tersebut laku Rp 1 juta, tergantung dari merek dan kondisi hp tersebut. Kemudian uangnya dibagi dengan MU. “Uang bagian saya, saya gunakan untuk membeli celana,” ungkapnya. Taufik merupakan penjual buah. Hanya saja, menurutnya penjualan buah sedang sepi, sehingga ia menyiasati kebutuhannya dengan melakukan aksi perampasan. Sedangkan MU mengaku uang hasil kejahatan dipakai untuk ngopi di warkop bersama teman-temannya. (jpnn)
  • Bagikan