13 Kelurahan di Baubau Deklarasi Program Stop BAB Sembarangan
KOLAKAPOS, Baubau--Setelah mendapat predikat kota sehat, Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau semakin gencar mengajak masyarakat menerapkan pola hidup sehat. Kemarin (29/12), Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Baubau melaksanakan deklarasi Gerakan Stop Buang Air Besar (BAB) Sembarang Tempat.
Walikota Baubau, AS Tamrin memberikan apresiasi kepada kelurahan yang menerapkan program ini. Sebab, dengan adanya hal tersebut masyarakat bisa menerapkan pola hidup sehat.
" Saat ini masih banyak yang hidup tidak sehat. Apabila hal ini dibiarkan akan mempengaruhi kesehatan masyarakat. Jadi dengan adanya program sanitasi bisa merubah pola hidup ke arah yang lebih baik lagi," ungkapnya.
Ia mengungkapkan, Pemkot akan terus mendukung hal ini. Bahkan, Pemkot menargetkan di 2019 tak ada lagi warga yang BAB di sembarang tempat.
"Jadi kedepannya kami menargetkan tak ada warga yang BAB di sembarang tempat. Bahkan, saya berharap kelurahan bsa mencapai hal tesebut. Bahkan bisa dipertahankan program ini dan juga memfasilitasi masryakat agar menjaga kesehatan," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Baubau, Edi Natsir mengatakan, Baubau sebelumnya mendapat predikat sebagai Kota sehat dengan kualifikasi Swasti Saba wiwerda. Meski demikian, Pemkot ingin meningkatkan predikat yang lebih tinggi lagi.
"Untuk bisa mendapatkan predikat tersebut, kta harus berbuat lebih banyak lagi. Salah satunya adalah bagaimana kta bisa menciptakan kelurahan sehat. Jadi dengan melakukan program stop BAB di sembarang tempat, kita bisa menerapkan pola hidup sehat. Kita tahu bahwa dengan BAB di sembarang tempat bisa menyebabkan di lingkungan menjadi buruk," terangnya.
Untuk itu, Dinkes menghadirkan 13 kelurahan yang sudah menerapkan program tersebut. "Hari ini kami menghadirkan 13 kelurahan yg sudah menerapkan program ini, dengan tujuan mengajak kelurahan lainnya, agar bisa menerapkan hal yang sama," ujarnya.
Ia mengungkapkan, setelah deklarasi ini, nantinya di setiap kelurahan ada petugas sanitasi akan mendampingi dan mendata warga yang masih belum memiliki jamban.
"Apabila ada warga yang belum memiliki jamban, kita akan membelikan peralatannya. Jadi mereka sendiri yang membuatnya," terangnya. (hrn)