Anton Charliyan Janji Perjuangkan Perda Pesantren

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Tasikmalaya--Bakal Calon Wakil Gubernur Jawa Barat H Anton Charlyan mengajak para ulama dan santri serta elemen masyarakat untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya upaya adu domba lewat isu negatif menjelang pilgub. Hal itu disampaikan pria kelahiran Tasikmalaya tersebut di sela bersilaturahmi ke Ponpes Al Munawwar Jarnauziyyah Kampung Pasir Bokor Kelurahan Cipawitra Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya Sabtu (27/1). “Salah satu ciri dari pilkada itu adanya hoaks, kita harus perangi itu karena bisa memicu praktik adu domba,” ucap mantan Kapolda Jabar 2016 ini kepada wartawan. Terkait isu negatif yang menyerangnya menjelang Pilgub, alumnus Akpol 1984 ini menyikapinya dengan santai. Karena ia percaya masyarakat saat ini sudah cerdas menanggapi ”serangan” tersebut. ”Saya sikapi saja dengan senyum. Kebenaran tidak perlu tipu muslihat untuk meyakinkan,” tutur Kapolwil Priangan 2008 ini. Selama ini, menurut Anton, dia kerap disebut antiulama dan anti-Islam. Ia dengan tegas membatah hal itu. ”Saya hidup di lingkungan Islam. Dididik dengan cara Islam. Tidak ada satu kata pun yang terucap untuk menghina agama saya," ujar pria kelahiran 29 November 1960 ini. Terpisah, Wakil Pimpinan Ponpes Al Munawwar Jarnauziyyah KH Dr Pepep Fuad Muslim menilai sosok Anton sangat tegas, lugas dan berbicara apa adanya. ”Beliau datang ke pesantren menunjukkan bahwa sosok Pak Anton sangat cinta pesantren dan ulama,” jelas KH Pepep Fuad. KH Pepep sangat berharap jika terpilih nanti, Anton bisa lebih memperhatikan pesantren. Terutama mewujudkan Peraturan Daerah (Perda) Jabar tentang pesantren. ”Itu sudah diwanti-wanti dari awal. Mudah-mudahan dengan datangnya beliau bisa lebih memperhatikan pesantren, kalau jadi nanti mudah-mudahan bisa mewujudkan Perda tentang Pesantren,” harap KH Pepep Fuad. Menurut KH Pepep Fuad, Perda Pesantren nantinya bisa mengatur segala sesuatu tentang pesantren. ”Kami mengharapkan adanya pengakuan lebih dari pemerintah,” tutur KH Pepep Fuad. Menanggapi harapan KH Pepep Fuad, Anton mengaku siap memperjuangkannya. ”Dan, sudah saatnya kita bersama-sama memikirkan eksistensi pendidikan di pesantren. Mari kita rumuskan sama-sama bagaimana bentuk perdanya,” tutur alumnus SMAN 1 Tasikmalaya ini. Anton juga berharap pendidikan pesantren bisa lebih berkembang. ”Karena bagaimana pun pendidikan awal di Indonesia itu adalah pesantren dan ini kewajiban bagi semua untuk menjaga dan mengembangkannya,” ujarnya. (jpnn)
  • Bagikan