Fahri Hamzah Dorong Cak Imin dan Mas AHY Berani jadi Capres

  • Bagikan
KOLAKAPOS, Jakarta--Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah angkat bicara soal spanduk maupun baliho sejumlah tokoh seperti Muhaimin Iskandar maupun Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden (cawapres), yang mulai bertebaran di ruang publik. Fahri menyayangkan, para tokoh muda itu hanya mengincar atau digadang-gadang untuk kursi cawapres saja. Menurut Fahri, seharusnya pemimpin-pemimpin muda itu berani 'nyapres' alias mencalonkan diri jadi presiden Setelah memutuskan maju capres, barulah mereka mengeluarkan pemikiran-pemikiran serta ide-ide tentang bagaimana mengelola Indonesia ke depan. Fahri percaya bahwa kepemimpinan Indonesia 2019 akan beralih kepada generasi berumur maksimal sebelum 50 tahun. “Saya bayangkan itu akan terjadi, generasi ini yang akan menangkap kepemimpinan baru. Generasi ini punya harapan, karena itu jangan incar wapres saja,” kata Fahri. Politikus asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu mengatakan imbauan ini ditujukannya kepada seluruh generasi muda tidak hanya untuk Muhaimin dan AHY saja. “Jadilah capres, dan ungkapkanlah pikiran-pikiran tentang bagaimana mengelola republik ini,” ujar Fahri. Dia menegaskan akan sangat bangga nanti bisa memilih orang-orang seperti Muhaimin, AHY atau Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan jika nanti mereka menjadi capres. “Biar mereka tempur. Ini orang punya isi semua kok,” katanya. Fahri mencontohkan, Muhaimin sudah dikenalnya sejak lama. Dia pernah bersama Muhaimin ikut training di Thailand 1997 lalu. Muhaimin sudah pernah berdiskusi dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) internasional. “Percaya diri saja menjadi capres,” ungkap Fahri. Lantas bagaimana dengan Fahri sendiri? Dia menyebut dirinya hanya sebagai tim penggembira saja. “Saya kan cheerleader. Paling jauh jadi mak comblang saja, kerjaannya begitu saja,” tegasnya. Namun, Fahri sekali lagi mengatakan, anak-anak muda harus bisa membentuk tim untuk menjadi kepemimpinan baru yang lebih segar. Menurut dia, Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang baru. “Ini tidak segar republik ini, tidak ada arah, tidak ada pikiran,” katanya. (boy/jpnn)
  • Bagikan