Teguh Setyadi : Sultra Kaya SDA
KOLAKAPOS, Jakarta -- Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara terpilih hasil Pilkada Serentak 2018, Ali Mazi-Lukman Abunawas resmi dilantik oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo di Istana Negara di Jakarta, Rabu (5/9). Pasangan dengan jargon AMAN tersebut dilantik bersama dengan 8 gubernur dan wakil gubernur terpilih lainnya.
Sejak bertekad untuk maju sebagai gubernur, Ali Mazi tentu sudah menyusun berbagai program kerja bersama Lukman Abunawas untuk 5 tahun kedepan, terutama dalam program 100 hari kerja terhitung sejak masa pelantikan. Ali Mazi usai dilantik mengungkapkan, yang akan dilakukan nantinya adalah percepatan kerja-kerja persertifikatan tanah. Setidaknya, dari 17 kabupaten/kota ada sekitar 50.000 persertifikatan tanah yang akan dituntaskan agar bisa langsung dirasakan manfaatnya untuk masyarakat.
“Kita akan lakukan percepatan kerja-kerja persertifikatan. Ada 17 kab/kota segera lakukan persertifikatan kalau ga salah 50.000. Sehingg kerja 100 hari bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Kemudian ada kerja-kerja lain perencanaan-perencanaan seperti infrastruktur yang bertaraf internasional dan lainnya. Saya kira itu segera kita laksanakan,” kata Ali Mazi di Istana Negara.
Dalam kesempatan itu, Ali Mazi mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada seluruh masyarakat Sulawesi Tenggara. Meski tidak bisa menyaksikan langsung proses pelantikan oleh masyarakat Sultra, setidaknya ada perasaan haru dan bahagia. “Merasa terharu, bahagia, ucapkan terimakasih banyak kepada masyarakat Sultra yang pada umumnya telah memberikan amanah dan kepercayaan kepada saya dan Pak Lukman. Insya Allah amanah ini kita akan buktikan,” tambahnya.
Tak jauh berbeda dengan Lukman Abunawas. Menurutnya, pelantikan yang dilaksanakan di Istana Negara dan langsung dilantik oleh Presiden Joko Widodo tentu memberikan semangat positif. Hal ini menurutnya semakin menegaskan bahwa gubernur dan wakil gubernur merupakan wakil dari pemerintah pusat di daerah. “Sehingga program Pak Jokowi untuk lantik serentak gubernur dan wakil gubernur terpilih ini gambaran antara pusat dan daerah ada kesatuan NKRI dan pembangunan nasional dan daerah nyambung,” tukasnya. Mengenai program 100 hari kerja, lanjut mantan Sekda Provinsi Sultra ini, sudah ada kesepakatan antara ia dan Ali Mazi. Program-program yang sudah disusun saat masih menjadi calon gubernur dan wakil gubernur akan langsung dijalankan seperti yang berkaitan dengan Sultra Cerdas, Sultra Sehat serta bantuan sosial menyangkut bedah rumah dan lainnya. Bahkan tidak menunggu waktu lama program tersebut sudah bakal dijalankan.
“Tentu program sudah kami buat. Dan pastinya sesuai dengan visi misi kami. Insya Allah mulai minggu depan sudah akan kita lakukan,” ujarnya.
Ditempat yang sama, mantan PJ Gubernur Sultra, Teguh Setyadi yang ikut hadir dalam proses pelantikan tak lupa mengucapkan selamat kepada gubernur Sultra terpilih. Ia berharap, Sultra dibawah kepemimpinan Ali Mazi dan Lukman Abunawas selama 5 tahun kedepan dapat membawa perubahan signifikan, percepatan pembangunan bagi Sulawesi Tenggara. “Saya juga berterima kasih kepada seluruh masyarakat dan semua pihak atas dukungan dan kerjasama selama saya menjadi Pj Gubernur Sultra sejak dilantik pada 19 Februari 2018 sampai saat ini,” kata Teguh
Setyadi yang mengaku bakal rindu dengan kepiting dan durian asal Sultra. Ia menjelaskan, selama mengemban jabatan sebagai PJ Gubernur Sultra selama kurang lebih 7 bulan setidaknya tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan Sultra berjalan dengan baik. Selain itu, agenda strategis seperti pelaksanaan Pilkada juga berjalan dengan baik. Alhasil, Sultra yang tadinya masuk dalam zona merah proses Pilkada Serentak 2018 justru bisa berjalan dengan baik, kondusif dan damai. “Saya tentu saja selama menjabat sudah berusaha semaksimal mungkin. Kalau ada riak-riak dan sebagainya itu biasa dalam pemerintahan dan berpolitik. Tapi yang terpenting selama saya menjadi pejabat di Sultra bersama-sama dengan masyarakat selalu memikirkan Sultra untuk lebih baik lagi,” ungkapnya.
Dipaparkan, Sultra yang terdiri dari 15 kabupaten dan 2 kota dan terdiri dari daratan dan kepulauan kaya akan sumber daya alam yang dimiliki. Hal ini menjadi salah satu upayanya dalam mengoptimalkan sumber daya yang ada dalam rangka kesejahteraan masyarakat Sultra yang dihuni sedikitnya 2,6 juta jiwa. Tidak optimalnya pengembangan sumber daya alam tersebut akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Sultra.
“Kemudian persoalan pertumbuhan ekonomi yang begitu meningkat sangat membanggakan kita semua bahwa pertumbuhan ekonomi di Sultra itu sangat tinggi di 2017 mencapai 6,8 persen sekarang kisaran 6,3 persen 2018 masih jauh diatas batas nasional. Tapi masih banyak yang harus diperbaiki, seperti pengentasan kemiskinan, pengembangan infrastruktur yang harus memadai agar percepatan pembangunan untuk pelayanan publik bisa berjalan dengan baik,” tutupnya. (fajar/Fin)