Tak Ada Warga Tikonu Tolak Pembangunan Rumah ASN

  • Bagikan
Firman Guro Bersama Rustam Sabona Selaku Tokoh Masyarakat Tikonu Yang Menepis Tudingan Oknum Yang Mengatasnamakan Masyarakat Tikonu Terkait Penolakan Pembangunan Rumah ASN

Firman Guro : Tak Ada Dampak Negatif Sosial Budaya Terjadi

KOLAKAPOS, Kolaka -- Proses pembangunan perumahan ASN di desa Tikonu, kecamatan Wundulako sebentar lagi bakal dilaksanakan. Rencananya Pemda Kolaka bersama pengembang pada bulan Februari mendatang akan memulai membangun ratusan unit rumah bagi ASN lingkup Pemda Kolaka. Namun anehnya ada oknum yang sengaja membuat gaduh untuk menolak pembangunan tersebut. Apalagi oknum tersebut mengatasnamakan sebagai masyarakat desa Tikonu. " Ini yang kami herankan kenapa bisa ada oknum yang mengatasnamakan warga Tikonu menolak pembangunan tersebut, padahal boleh dicek langsung kesini tidak ada masyarakat Tikonu yang menolak, karena masyarakat Tikonu tau diri jika lahan mereka sudah terjual mana mungkin mereka mau menolak. Hanya memang ada oknum yang sengaja mengatasnamakan warga Tikonu. Justru masyarakat Tikonu sangat mendukung sebab akan berdampak positif bagi perekonomian masyarakat Tikonu kedepannya, " ungkap Firman Guro selaku masyarakat Tikonu yang juga sebagai tokoh adat Mekongga saat ditemui media ini.

Apalagi kata Firman dari awal perjalanannya, wacana pembangunan sampai pada pembebasan lahan bahkan sudah ada sepuluh unit rumah yang telah terbangun tak satupun masyarakat Tikonu yang menolak. Tiba-tiba hari ini ada yang mengatasnamakan warga Tikonu menolak pembangunan tersebut, ini ada apa? " Jadi saya kira pada prinsipnya masyarakat Tikonu sangat mendukung. Kemudian ada yang ngomong menolak perlu dipertanyakan kapasitasnya sebagai apa? Apalagi dia bukan warga Tikonu dan mengatasnamakan warga Tikonu. Kitakan bisa marah nama kampung kita dibawa-bawa, apalagi ini demi kebaikan kita semua, " kesalnya.

Bahkan saat ini masyarakat Tikonu terus medukung program ini, sebab Pemda Kolaka telah menyiapkan empat hektar untuk masyarakat berpenghasilan rendah non PNS, tentunya pasti akan ada masyarakat Tikonu yang dapat dan akan tinggal diperumahan tersebut. Sehingga masyarakat Tikonu senang mendengar hal tersebut.

Terkait dampak sosial budaya, Firman Guro menegaskan jika dampak sosial budaya secara negatif tidak akan terjadi. " Saya kira tidak beralasan, sebab jika kita liat gambar desain rumah dan nama kompleks perumahan yang akan dibangun telah sesuai dengan simbol budaya suku Mekongga itu sangat meyakinkan bahwa kita selaku suku Mekongga akan semakin dikenal. Apalagi dampak lain terkait masyarakat akan tersingkir itu merupakan pemikiran dulu yang harus kita hilangkan, " jelasnya

Hal senada dikatakan, Rustam Sabona selaku tokoh masyarakat desa Tikonu kembali menegaskan jika tak satupun masyarakat Tikonu yang menolak pembangunan tersebut. " Saya yakin tidak seperti itu adanya. Yang jelasnya isu penolakan warga bukan dari masyarakat Tikonu, melainkan hanya mengatasnamakan masyarakat Tikonu. Ini yang kita sesalkan, " tegasnya.

Rustam Sabona yang kala itu sebagai wakil rakyat di DPRD Kolaka menceritakan proses pembebasan lahan warga yang dilakukan oleh Pemda Kolaka saat itu, masyarakat Tikonu tidak pernah ada yang menolak, sebab warga mau menjual lahanya. " Jika warga menolak pasti dari awal proses pembebasan lahan sejak tahun 2005 silam masyarakat Tikonu pasti menolak dan tidak akan menjual lahanya Masalah situs tidak ada hubungannya masalah situs budaya dengan perumahan justru akan semakin dikenal. Terkait dampak lingkungan pencemaran ini bukan industri yang akan dibangun melainkab perumahan. Apalagi pemerintah telah melakukan uji amdal sehingga tidak akan berdampak pada lingkungan. " Saya yakin pengembang tidak akan menecemari lingkungan sekitar, apalagi sudah ada amdalnya. Dan mana mungkin pemerintah akan sengaja menyengsarakan rakyatnya. Ini sudah pasti demi kebaikan kita semua, " tutup Rustam. (K9/c/hen).

  • Bagikan