MPI: Petugas Jangan Kerja hanya Sekadar Gugurkan Kewajiban
KOLAKAPOS, Kolaka--Aktifitas di terminal dan pasar Mangolo yang hingga saat ini masih senyap sepi, kinerja pengelolanya pun menuai sorotan. Sorotan itu datang dari Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Kabupaten Kolaka, yang menilai sarana yang dibangun dengan duit miliaran rupiah itu terkesan disia-siakan oleh pengelolanya.
Bahkan menurut Ketua MPI Kolaka, Akbar Dili, pengelola saat ini terkesan hanya bekerja sekadar untuk menggugurkan kewajiban. Nyaris tak ada upaya untuk menghidupkan terminal dan pasar Mangolo. "Saya miris juga melihatnya, sarana itu sudah diresmikan bupati Kolaka beberapa waktu lalu, tapi instansi terkait malah seolah tidak ada upaya untuk mengelolanya dengan baik," ujar Akbar Dili, Jumat (10/5).
Akbar mengatakan, untuk menghidupkan terminal dan pasar harusnya instansi terkait perlu melakukan terobosan dan evaluasi. Pasar masih ada harapan untuk ramai apabila ada evaluasi. Seperti, menyeleksi pedagang pasar agar mereka yang berdagang betul-betul menjalankan perannya. “Pasar itu dari awal harusnya ada seleksi pedagang, supaya yang menjual di situ benar-benar mau menjual. Peran instansi juga harus lebih tegas. Misalkan, kalau dalam satu minggu penjual tidak datang menjual, izinya dicabut,” ujar dia.
Begitu pun terminal. Kata mantan Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kolaka periode 2016-2018 itu, sunyinya terminal bisa teratasi dengan memaksimalkan fungsi pos jaga. Kalau perlu, terang dia, petugas harus menarik izin kendaraan angkutan apabila sopir melakukan bongkar muat di luar terminal. “Yang terpenting petugas harus tegas, kalau perlu ada sopir yang melewati terminal atau mengantar dalam kota yah ditilang, jangan dibiarkan. Kalau perlu tarik izin angkutanya kalau memang bandel. Kalau ada mobil plat hitam beroperasi, libatkan kepolisian untuk menindaki. Jadi petugas yang di lapangan jangan hanya kerja untuk sekedar menggugurkan kewajiban, tapi harus tegas dan kreatif, ” tegasnya. (kal/hen)