Tidak Ada Permainan Harga Cengkeh di Kolaka

  • Bagikan

Bupati Kolaka Terima Aspirasi Forum Pemerhati Cengkeh

KOLAKAPOS, Kolaka--Puluhan orang yang mengatasnamakan dirinya Forum Pemerhati Cengkeh yang melakukan aksi terkait tidak stabilnya harga cengkeh pada 19/8, akhirnya ditemui oleh Bupati Kolaka, Ahmad Safei di ruang kerjanya. Didampingi oleh sejumlah anggota DPRD dari Komisi II dan sejumlah pedagang hasil bumi di Kolaka, Bupati Kolaka memberi penjelasan terkait tuntutan para peserta aksi. Menurut Bupati, tidak ada permainan harga oleh pedagang dalam pembelian komoditi cengkeh di Kolaka. "Karena tuntutannya tadi kan bilang ada permainan harga oleh pedagang, tadi kita sudah dengar apa yang disampaikan pedagang itu hanya untung 200 sampai 300 perkilonya, itupun kalau kondisi cengkehnya bagus, tapi kan masih ada susut, olehnya itu bahw kondisinya tidak ada permainan itu dalam jual beli cengkeh di Kolaka," terang Bupati kepada wartawan usai menerima para pengunjuk rasa. Terkait tuntutan agar Bupati mengeluarkan keputusan untuk standarisasi harga cengkeh di Kolaka, kata Ahmad Safei, hal itu tidak mungkin dilakukan. "Tidak bisa itu, ini kan perdagangan, ada mekanisme pasar," jelas Bupati yang juga Ketua DPC Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) Kabupaten Kolaka. Lebih lanut Bupati menjelaskan bahwa jika melihat harga cengkeh saat ini, dari hitung-hitungannya masih menguntungkan petani. "Harga sekarang 71 sampai 72 ribu, kita hitung sama-sama,  bukan petani itu kalau hanya punya sepuluh pohon, 100 pohon misalnya, kalau dalam satu liter taruhlah keuntungannya 10 ribu rupiah per kilonya, dalam satu pohon sekitar 50 kg di kalikan 100 pohon di kalikan keuntungan 10 ribu, apa tidak banyak?, jadi marilah kita syukuri ini, jangan mengawang-ngawang dengan harga cengkeh beberapa tahun lalu," ungkap Bupati. Soal tuntutan agar Perusda diberdayakan untuk membeli cengkeh petani Di Kolaka Bupati juga menyampaikan hal tersebut perlu pengkajian lebih lanjut dengan penuh perhitungan. "Nantilah kita lihat, bisa saja sebenarnya, tapi kan perlu di kaji dan diperhitungkan, Ambil duitnya dimana? ada tidak jaminan harga cengkeh naik kalau perusda beli, itu kan perlu diperhitungkan," terangnya. Dia juga menjelaskan, saat ini memang negara Indonesia adalah penghasil cengkeh terbesar namun juga menjadi negara pengguna cengkeh terbesar di dunia. "Memnag kita menghasilkan banyak cengkeh tapi Indonesia ini negara terbesar pengguna cengkeh, beda kakao,lada dan sebagainya, dan 93 persen itu untuk industri rokok, jadi kita kelebihan stok, apalagi tahun ini panen raya di semua tempat," terangnya. Terkait tuntutan agar mencabut impor cengkeh, Bupati mengatakan bahwa, dirinya juga tidak punya kewenangan, hanya saja Bupati menyatakan akan menyurat terkait hal tersebut dengan dukungan para pengujuk rasa dan DPRD. "Kalau disuruh membatalkan atau mencabut tidak mungkinlah, bukan kewenangan saya, apalagi mau buat aturan dibawahnya yang bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi, kalau menyurati menteri saya siap, mari kita buat konsepnya sama-sama lalu kita ajukan," terangnya. Terkait persoalan harga cengkeh dan makin melimpahnya komoditi cengkeh, Bupati juga menyatakan bahwa saat ini perluasan kebun cengkeh sudah tidak direkomendasikan lagi . "Dimana-mana sekarang cengkeh melimpah, dan Alhamdulilah di Kolaka juga begitu, dan memang over produksi, ini kita sudah pernah di wanti-wanti oleh asosiasi, jadi mau tidak mau harga pasti turun, olehnya itu kita tidak lagi merekomendasikan untuk perluasan kebun cengkeh dalam 3 sampai 4 tahun ini, yang ada itu hanya peningkatan produktivitas," terang Bupati. Sementara itu ditempat yang sama, salah seorang pedagang hasil bumi yang membeli komoditas cengkeh di Kolaka, mengatakan terjadinya fluktuasi harga engkeh memang kondisi pasar. Dia juga membantah jika mereka memainkan harga cengkeh. "Tidak benar kalau kita mainkan harga, ini kan ada mekanisme pasar, bisa dicek semua harganya sama di mana-mana, dan naik atau turun pun harganya, keuntungannya kita tetap sama," papar Amir, salah satu pedagang hasil bumi di Kolaka. Sementara itu pula, sekretaris Komisi II DPRD Kolaka, Amiruddin Massang menyatakan apresesainya kepada para pengunjuk rasa yang sudah menyampaikan aspirasinya kepada DPRD dan Pemerintah. "Kalau kami di DPRD tentu mengapreseasi upaya yang dilakukan oleh adik-adik kita dari Forum Pemerhati Cengkeh, ini kan juga dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani cengkeh, dan kita upayakan semaksimal mungkin untuk mencari solusinya, dan Alhamdulillah Bupati jawab semua, memberikan penjelasan dengan baik," terang Amiruddin Massang. Untuk diketahui, Puluhan orang yang mengatasnamakan dirinya Forum Pemerhati Cengkeh meminta Bupati Kolaka menstabilkan harga Cengkeh di Kolaka yang semakin hari semakin turun harganya. Aksi demonstrasi yang di gelar itu sudah kali kedua. Merka juga menuding adanya permainan sejumlah pihak sehingga harga cengkeh di Kolaka tidak stabil saat musim panen. (mir/hen)
  • Bagikan