Sambut HPS di Sultra, Ali Mazi: Siap Tampilkan Komoditas Lokal
KOLAKAPOS, Kendari--Dalam menyambut Hari Pangan Sedunia yang diselenggarakan di Sulawesi Tenggara (Sultra), tepatnya di desa Pudambu Kecamatan Angata, Gubernur Sultra Ali Mazi, siap menampilkan komoditas lokal.
Diketahui, ada dua komoditas lokal yang ditampilkan yakni kakao dan sagu. Kakao merupakan salah satu komoditas unggulan yang ada di Sultra, Indonesia, dan memiliki potensi yang besar sebagai komoditas andalan untuk meningkatkan ekspor.
Gubernur pada kesempatan itu mengatakan peningkatan daya saing perlu dilakukan dengan perbaikan kualitas mulai dari aspek penyediaan benih atau bibit berkualitas, penerapan teknologi budidaya yang baik terutama dalam meningkatkan produktivitas dan penanganan hama dan penyakit kakao terutama penggerek buah kakao. "Pada aspek panen dan pasca panen, upaya yang perlu dilakukan adalah upaya meningkatkan kualitas produk kakao melalui penerapan teknologi panen dan pascapanen," jelas pasangan Lukman Abunawas itu saat memberikan seminar di salah satu hotel yang ada di Kota Kendari. Jumat, (01/11).
Selain itu lanjut Ali Mazi, upaya dalam meningkatkan daya saing dilakukan dengan meningkatkan efisiensi produksi, melalui penerapan teknologi modern skala luas sehingga biaya per unit produk dapat ditekan.
Meskipun produk kakao sebagian besar ditujukan untuk ekspor, namun sebagian besar masih dalam bentuk produk mentah. Upaya peningkatan nilai tambah dalam negeri dapat dilakukan melalui kebijakan mendorong industri pengolahan produk kakao, sehingga yang diekspor bukan bahan mentah tetapi berupa produk turunan. "Pengembangan pola kemitraan antara perkebunan rakyat dengan industri kakao dapat menjadi salah satu model untuk mendorong kinerja petani dan industri kakao dalam negeri," tegasnya.
Tak hanya itu, salah satu komoditas pangan berbasis sumberdaya lokal yang pontensial dikembangkan di Sultra dan wilayah Timur Indonesia adalah sagu. Arah pengembangan ke depan perlu dilakukan modernisasi pada aspek budidaya komoditasnya, yang saat ini sebagian besar masih diperoleh dari tanaman yang tidak dibudidayakan. Selain itu inovasi teknologi pengolahan pangan juga perlu dikembangkan sehingga dihasilkan produk pangan olahan yang berkualitas.
Ia berharap, dalam seminar nasional dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pembangunan pertanian secara umum, dan khususnya dapat lebih mendorong pengembangan usaha tani dan industri kakao, sagu dan pangan lokal lainnya serta pengembangan pertanian keluarga. "Dengan demikian pangan lokal benar-benar menjadi tuan rumah di negeri sendiri," tutupnya. (P2/hen)