KOLAKAPOS, Kolaka -- Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka menghimbau masyarakat untuk waspada terhadap penyakit dan demam berdarah dengue (DBD) mengingat saat ini sedang terjadi perubahan cuaca dari musim panas ke musim hujan.
Kadis Kesehatan Kolaka, Harun Masirri mengatakan musim hujan seperti saat ini rentan terjadi DBD, diare, dan influensa. Bahkan sepanjang Januari 2020, Dinkes telah mencatat sebanyak tujuh kasus DBD. "Tujuh kasus itu tersebar pada beberapa wilayah seperti Mangolo, Iwoimendaa, dan Toari masing-masing sebanyak dua kasus, serta Kolaka sebanyak satu kasus," ujarnya, kemarin (28/1).
Dua kasus demam berdarah yang terjadi di Iwoimendaa, kata Harun, merupakan warga pendatang dari luar Kabupaten Kolaka yang telah terserang demam berdarah di daerah asalnya. Sebab, beberapa tahun sebelumnya, tak ada kasus demam berdarah di wilayah itu. “Semuanya sudah tertangani, hanya yang perlu diperhatikan jangan sampai sudah ada nyamuk yang menggigit lalu terjangkit ke orang lain,” ujarnya.
Lanjutnya, pada musim peralihan dari hujan ke musim panas atau sebaliknya membuat nyamuk aedes aegypti dapat dengan cepat berkembang biak. Apalagi, kondisi cuaca tersebut tengah berlangsung di Kolaka saat ini.
Justru hujan yang terjadi secara terus menerus, kata kadis kesehatan itu, bisa menjadikan genangan air mengalir dan berganti, sehingga mencegah kemungkinan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti pada tempat-tempat yang digenangi air. “Sekarang di Kolaka kan, sehari hujan kemudian panas berhari-hari. Kalau ada tempat seperti kaleng, botol, dan ember bekas yang tergenangi air hujan, kemudian panas lagi justru mempercepat pertumbuhan nyamuk,” tambahnya.
Kendati demikian, kasus demam berdarah yang terjadi saat ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya di bulan yang sama yang tercatat sebanyak 40 kasus.
Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Kolaka, dr.H. Azis Amin menambahkan, untuk mencegah demam berdarah dengue, masyarakat harus melakukan langkah-langkah antisipasi. Di antaranya, mengenali ciri-ciri nyamuknya agar bisa menghindari gigitan. Kemudian, ketahui ciri-ciri demamnya, sehingga dapat dengan segera diperiksakan ke dokter.
Dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk, masyarakat perlu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menjaga kebersihan di dalam dan luar lingkungan rumah. Selain itu, melakukan langkah menguras, mengubur, dan menutup, termasuk, penggunaan bubuk abate.
Sementara, pengasapan (fogging) sebisanya diminimalisir penggunaannya, karena dapat membahayakan kesehatan manusia akibat dari sisa-sisa pengasapan yang melekat pada peralatan maupun makanan. Pengasapan yang dilakukan terlalu sering juga bisa menyebabkan nyamuk kebal terhadap pengasapan. (kal)