KOLAKAPOS, Kolaka -- Masyarakat suku Tolaki Mekongga dibuat geram terkait dengan isi ceramah yang disampaikan salah satu ustad di Kolaka yang viral di media sosial baru-baru ini. Dalam video ceramah yang berdurasi dua menit tersebut, Ustad Muzakir sempat menyinggung persoalan budaya Mosehe Wonua yang merupakan tradisi masyarakat suku Tolaki Mekongga yang dianggapnya sebagai syirik akbar.
Terkait hal tersebut, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Kolaka angkat bicara. PMII menyayangkan sikap sang ustad yang langsung memvonis bahwa tradisi Mosehe adalah hal yang bertentangan dengan ajaran agama Islam. "Kami sangat menyesalkan hal ini terjadi, karena Mosehe Wonua adalah tradisi masyarakat suku Tolaki Mekongga yang di dalamnya sarat akan nilai-nilai religiusitas. Untuk itu kami mendukung tradisi Mosehe ini untuk tetap di pertahankan sebagai warisan leluhur," kata Ketua PC PMII Kolaka, Brata, kemarin (9/3).
Menurutnya, tradisi Mosehe Wonua merupakan salah satu tradisi yang tidak bertentangan dengan agama Islam. Sebab proses Mosehe yang selalu dilakukan masyarakat Tolaki Mekongga tidak ada yang menyimpang dengan ajaran Islam. Pada masa kerajaan Sangia Nibandera yang merupakan Raja Mekongga yang pertama memeluk agama Islam di Bumi Mekongga pada saat itu, tradisi Mosehe tetap dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT.
Sehingga, PMII Kolaka meminta kepada Pemerintah daerah kabupaten Kolaka untuk aktif melihat dan memantau mubaligh yang selalu mengisi mimbar-mimbar masjid, agar masjid tak dijadikan sarana memprovokasi, menghasut apalagi menyampaikan ujaran kebencian. "Kita harapkan peran pemerintah agar proaktif melakukan pengawasan agar kedepannya kejadian serupa tidak terulang lagi, demi terwujudnya ketentraman dimasyarakat," harapnya. (k9)