KOLAKAPOS, Kolaka --Kantor Kementerian Agama (Kemenag) kabupaten Kolaka menyikapi polemik yang terjadi ditengah masyarakat akibat pernyataan salah satu penceramah yang mengatakan jika budaya Mosehe merupakan syirik akbar.
Kepala Kantor Kemenag Kolaka H Abdul Azis Baking mengatakan, budaya Mosehe Wonua tidak bertentangan dengan agama. "Bahwa apa yang disampaikan itu tidak benar karena budaya Mosehe sekarang itu sudah ditranspormasi sejak Islam masuk dibumi Mekongga, jadi banyak perubahan yang dilakukan yang bertentangan dengan ajaran Islam sehingga semua kegiatan-kegiatan Mosehe dilakukan menyesuaikan dengan nilai-nilai agama, jadi tidak bertentangan dengan agama," kata H Abdul Azis Baking dihadapan Ketua Dewan adat Mekongga H Muh Jayadin dan Bokeo Menkongga H Khaerun Dachaln, Kamis (12/3).
Dirinya berpendapat bahwa, Mosehe ini adalah salah satu bentuk syukuran, karena banyaknya pertikaian yang terjadi pada saat itu, sehingga dengan hadirnya kebersamaan melalui Mosehe pertikaian itu sudah tidak ada lagi. Artinya ini hanya bentuk kesyukuran karena sudah aman dan tentram, karena didalam agama Islam atau agama apapun diperlukan kebersamaan sehingga diperbolehkan melakukan pemotongan hewan sebagai bentuk kebersamaan kita.
"Jadi saya kira dalam posisi apapun itu adalah keliru oleh karena itu kami dari Kemenag berharap semoga ada hikmah dari polemik ini sehingga kedepannya kita tetap bersatu semakin memajukan Kolaka dan semakin sejahtera. Ini juga merupakan pembelajaran bagi kita semua bahwa dalam menyampaikan sesuatu perlu bijak agar tidak terjadi masalah ditengah masyarakat," ucapnya.
Hal senada dikatakan, Bupati Kolaka H Ahmad Safei, mengaku bahwa budaya Mosehe memang tidak bertentangan dengan agama.
"Mosehe itu tidak bertentangan dengan agama dan ketua majelis ulama kabupaten Kolaka sudah menyampaikan hal itu bahkan dengan dalil-dalilnya. Olehnya itu saya kira untuk menindak lanjuti ini saya selalu pemerintah daerah kabupaten Kolaka akan tetap menyediakan anggaran untuk pelaksanaan Mosehe wonua setiap tahunnya," singkatnya. (k9/c/hen).